+AMGM Tunggu Komitmen Owner PBS soal Jalan Khusus
PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Persoalan ruas Palangka Raya-Kuala Kurun seolah tidak pernah ada habisnya. Hingga saat ini malah semakin banyak truk Perusahaan Besar Swasta (PBS) sawit, batu bara dan kayu log hilir mudik yang berdampak pada kerusakan jalan hingga menimbulkan antrean panjang dan rugikan masyarakat . Bahkan baru-baru ini tampak di media sosial (medsos) beredar video yang memperlihatkan antrean panjang berkilo-kilo meter dan keluhan pengendara akibat persoalan tersebut.
Persoalan ini kembali mendapat tanggapan serius dari Ketua Aliansi Masyarakat Gunung Mas (AMGM) Yepta Diharja yang tetap berpegang teguh terhadap janji dan komitmen pihak PBS.
“Kami tetap Menunggu realisasi komitmen Owner PBS yang katanya bulan Pebruari 2023 ini akan melakukan survei Jalan Koridor,” ujarnya, Jumat (27/1).
Hal inilah yang dinilai sangat penting karena kenapa angkutan PBS semacam itu terus menerus berulang-ulang memaksa melewati jalan negara.
Harusnya, ujar dia, pemerintah dan pihak ketiga serius untuk segera membuat jalan khusus. Janganlah memaksa untuk lewat jalan negara, karena memang bukan untuk angkutan skala besar.
Kapasitasnya memang tidak diperuntukkan untuk angkutan semacam itu. Intinya walaupun maksimal 8 ton, di ukuran maksimal itu saja jelas juga tidak memungkinkan apabila dilewati oleh truk-truk besar dengan jumlah yang sangat banyak, bahkan intens bergerak. Selain itu, kendati dilakukan perbaikan jalan, juga akan percuma dan sia-sia karena memang jalan terkait tidak seharusnya diperuntukkan bagi angkutan perusahaan.
Maka persoalan jalan khusus ini harus mendapat tindak lanjut yang cepat dan sesegera mungkin, karena apabila tidak akan terus berlarut-larut seperti ini.
Sementara terkait dengan aksi penolakan aksi pihak blokade pihaknya di Rangan Tate beberapa waktu lalu oleh aparat kecamatan dan desa di Kelurahan Mihing Raya, Yepta menuturkan AMGM akan menarik diri dulu.
“Menyangkut aksi penolakan di Rangan Tate kemarin, AMGM menarik diri terlebih dahulu untuk melihat empati, respon dan penilaian masyarakat terhadap kondisi kemacetan dan kehancuran ruas jalan Kurun-Palangka akibat truks PBS,” jelasnya.
Selain itu, bertujuan juga agar masyarakat menilai bahwa kelancaran aktivitas jalan umum adalah untuk kepentingan orang banyak, bukan kepentingan pribadi atau kelompok. drn