Orang Gemuk Punya Risiko Tinggi Kena Kanker?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi, dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD - KHOM/FOTO ISTIMEWA

JAKARTA/TABENGAN.CO.ID – Benarkah orang dengan berat badan berlebih lebih berisiko terkena kanker? Terkait pertanyaan ini, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi, dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD – KHOM akan memberikan pemaparannya.

Dilansir sindo.com, menurut dr. Jeffry, faktor yang membuat tingginya risiko kanker beraneka macam, satu di antaranya karena berat badan berlebih. Dijelaskan dr. Jeffry, saat seseorang memiliki berat badan yang cenderung naik dan menjadi gemuk, maka lemak di dalam tubuhnya bakal lebih banyak, sehingga dapat meningkatkan risiko kanker.

Meskipun begitu, bukan berarti orang yang kurus terjauh dari kanker. Pasalnya, jika dia tidak menjaga pola hidupnya atau ada faktor keturunan, maka tidak menutup kemungkinan terkena kanker.

“Kanker yang pertama adanya faktor genetik atau keturunan, terutama payudara, ovarium, atau usus besar ada faktor genetik di dalamnya,” terang dr. Jeffry saat dijumpai di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (7/2).

“Saya selalu selalu bilang, memang (orang gemuk) dapat meningkatkan risiko tapi bukan berarti orang kurus tidak kena kanker. Tapi yang gemuk lebih tinggi risikonya, karena ada faktor hormonal, di mana pada saat gemuk, lemaknya lebih banyak. Penelitian menunjukkan orang yang gemuk dan berat badannya naik, cenderung lebih tinggi risikonya,” jelas dia.

Untuk diketahui, kanker merupakan salah satu penyakit penyebab utama kematian di dunia. Pada 2020, tercatat terjadi kematian akibat kanker. Data Kemenkes pada 2022, juga menyebutkan jika angka kejadian penyakit kanker di Indonesia sebesar 136 orang per 100.000 penduduk.

Sementara, dr. Jeffry sangat memerhatikan pasien-pasien kanker yang ditanganinya. Dia menjaga agar bobot sang pasien tidak cenderung naik. Terlebih, dia tidak pernah memberikan pantangan selama pengobatan, termasuk saat menjalani kemoterapi.

“70 persen pasien saya yang menjalani kemoterapi berat badannya naik. Kalau ada yang sebut kemoterapi bikin sengsara, enggak bisa makan, itu enggak. Saya yang justru minta pasien, ‘ayo turunin berat badannya’. Mereka bisa menikmati kemonya, saya enggak pernah ada pantangan makanan,” tutup dr. Jeffry. s-com