BUDAYA  

Pakaian Adat Kalteng yang Menginspirasi Namun Penuh Misteri

rompi-tenun-pakaian-adat-kalimantan-tengah

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Kalimantan Timur mayoritas dihuni etnis Dayak Kenyah,

sedangkan Kalimantan Barat didiami oleh suku Dayak Iban dan Dayak Kayan. Sedangkan, Kalimantan Tengah mayoritasnya adalah suku Dayak Ngaju dan Maanyan.

Keberadaan suku bangsa tersebut pun memengaruhi budaya dan ragam pakaian adat Kalimantan Tengah.

Adapun pakaian adat Kalimantan Tengah memiliki nama dan bentuk yang khas. Material pembuatnya pun masih sangat tradisional dan beberapa bersumber dari alam.

Untuk mengetahui lebih lengkap tentang fakta di balik pakaian adat Kalimantan Tengah, yuk simak ulasannya berikut!

1. Busana Adatnya Dibuat dengan Material Alam

Baju-Sangkarut

Suku Dayak Ngaju merupakan sub-etnis yang mendiami daerah aliran sungai Kapuas, Kahayan, Rungan Manuhing, Barito dan Katingan di Kalimantan Tengah.

Etnis ini memiliki baju adat yang dikenal dengan sebutan baju sangkarut.

Baju sangkarut yang dikenal juga dengan nama baju basulau merupakan pakaian rompi yang dilapisi oleh sulau atau kerang.

Bentuknya seperti rompi yang bahannya mengandung serat daun nanas, serat daun lemba, serat tengang, dan serat nyamu.

Kulit nyamu atau daun lemba adalah kulit tumbuhan pinang puyuh yang banyak ditemukan di hutan hujan tropis seperti di Kalimantan.

Kulit ini memiliki struktur yang keras dan berserat, sehingga dapat dirajut dan dibentuk layaknya rompi yang bisa tahan hingga berpuluh-puluh tahun.

Rompi dirajut sedemikian rupa dan dihiasi dengan cat alami, serta bermacam-macam hiasan seperti:

  • Tempelan kulit trenggiling
  • Kancing
  • Uang logam
  • Manik-manik
  • Benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib atau azimat

Dengan dilengkapi benda-benda azimat masyarakat Dayak Ngaju percaya dengan memakai baju ini akan membuat mereka kebal akan senjata api dan benda tajam.

Dulunya, baju sangkarut dipakai untuk berperang melawan musuh.

Selain itu, dikenakan sebagai pakaian kebesaran dalam berbagai upacara, seperti pernikahan adat dan acara lainnya.

Kini, baju adat ini masih dikenakan hingga sekarang namun bentuknya dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan yang tersedia.

2. Warna-warni Busana Adat Pengantin

baju pengantin dayak-Koleksi Sanggar Kahanjak Huang

Dibanding busana pengantin provinsi lainnya di Indonesia, pakaian adat Kalimantan Tengah dalam prosesi pernikahan terlihat lebih sederhana.

Meski demikian paduan warnanya sangatlah menarik dan mencolok.

Pakaian adat Kalimantan Tengah untuk pengantin terdiri dari pakaian pengantin perempuan dan laki-laki.

Pakaian pengantin perempuan berbentuk kemben dari bahan beludru atau sutera beraneka warna, yang dipadukan dengan kuwi talap kain atau rok span bermotif pike atau jungki.

Pada bagian rok juga dilengkapi dengan motif tanduk musal ambun atau jungkir wulan welum.

Sementara busana pengantin pria berupa baju teluk belanga atau baju lambat batakat sungkit ayat berwarna merah terang.

Baju ini dilengkapi dengan kancing warna emas atau lawung, dan renda warna emas.

Untuk bawahan berupa celana salawar pidadang, yang bagian ujung celananya dibubuhi manik-manik atau tanelei.

Ada filosofi menarik yang tersimpan di balik busana pengantin perempuan dan laki-laki Kalimantan Tengah.

Untuk menghasilkan aneka warna pada busana pengantin, digunakan bahan pewarna yang diolah dari alam.

Misalnya saja, warna hitam dari jelaga, warna putih dari tanah putih dicampur air, warna kuning dari kunyit dan warna merah dari buah rotan.

3. Makna Manik-Manik Kalimantan Tengah

Masyarakat Dayak identik dengan manik-manik, karena banyak mewarnai keseharian mereka mulai dari perlengkapan baju, hiasan kepala, kalung, tas, mandau, dan lain-lain.

Bagi suku Dayak di Kalimantan Tengah, manik-manik sering dihubungkan dengan berbagai kepercayaan.

Sehingga sering disertakan dalam beragam upacara adat, seperti:

  • Upacara penyembuhan orang sakit
  • Upacara menyambut kelahiran
  • Upacara perkawinan
  • Upacara angkat saudara
  • Upacara kematian

Warna-warni manik-manik yaitu merah, biru, kuning, hijau dan putih ternyata memiliki arti tersendiri.

Merah artinya sumber semangat kehidupan seseorang agar tidak mudah kendur.

Biru dianggap sebagai sumber kekuatan dari segala penjuru yang tidak bisa luntur.

Kuning merupakan wama keagungan dan kesucian Tuhan serta keramat. Hijau adalah simbol kelengkapan dan inti saribumi.

Sedangkan putih adalah lambang kesucian, baik kepercayaan maupun iman seseorang kepada Tuhan.

Dalam tradisi masyarakat Dayak Ngaju, dikenal dua jenis bahan manik yaitu lilis dan lamiang.

Manik lamiang biasanya digunakan dalam upacara perkawinan.

Manik ini dikaitkan pada pergelangan tangan kedua mempelai dengan maksud agar ikatan tali perkawinan tersebut mendapat lindungan Tuhan dan terus abadi.

Sementara dalam upacara kematian, lamiang digunakan oleh pemimpin upacara agar dijauhkan dari bencana yang dapat mengganggu jalannya upacara.

Manik ini juga berguna sebagai lambang penolakan bala sekaligus lambang kekuatan.

4. Batik Benang Bintik Khas Kalimantan Tengah

benang bintik kalteng

Ada berbagai jenis batik di Indonesia. Di Kalimantan Tengah terdapat batik bernama benang bintik.

Mengutip Studi tentang Motif Benang Bintik, benang bintik mulai diciptakan pada tahun 1991 melalui pelatihan membatik, dan baru dikenal pada tahun 1995.

Asalnya berawal dari keinginan pemerintah yang pada saat itu mencetuskan adanya kain khas yang dapat dijadikan busana khas.

Benang bintik ini juga bisa sebagai cinderamata yang dapat diberikan kepada tamu yang berkunjung ke kota Palangkaraya.

Batik benang bintik Kalimantan Tengah memiliki beragam motif, di antaranya:

  • Motif pohon Batang Garing yang memiliki makna sebuah ikatan yang kuat antara manusia, langit, bumi dengan keberadaan Raying Hatalla
  • Motif Balanga dan Ukir Tingang Ranggaban Patung Nyahu yang merupakan lambang kesucian
  • Motif Lawang Suri berarti menjaga keselamatan
  • Motif Kambang Grantung sebagai lambang kesetiaan
  • Motif Pusaka Dayak, Talawang dan Penyang Baja Batu sebagai ambang kekuatan dan perlindungan
  • Motif Ukir Buntut Kakupu Gajah merupakan lambang kesabaran dan anugerah yang diturunkan oleh Raying Hatalla
  • Motif Pasuk Kameloh adalah lambang kesejahteraan

Warnanya pun beraneka ragam dan memiliki makna, yang terdiri dari Bahandang (merah), Baputi (putih), Babilem (hitam), Bahenda (kuning) dan Bahijau (hijau).

Ada juga bahan warna yang lebih gelap seperti hitam dan cokelat.

Bahan baku benang bintik umumnya menggunakan bahan kain jenis kain sutera, kain semi-sutera dan kain katun.

Batik khas Dayak Kalimantan Tengah ini biasanya dibuat sebagai bahan busana dan pakaian resmi untuk upacara adat atau acara seremonial seperti pernikahan.

Selain itu, bahan ini juga digunakan pada kegiatan-kegiatan seperti festival, ajang pemilihan model atau kegiatan kebudayaan dan kesenian daerah lainnya.

Demikian beragam fakta menarik di balik pakaian adat Kalimantan Tengah, yang memiliki corak dan material pembuat yang masih alami.

https://www.orami.co.id/magazine/pakaian-adat-kalimantan-tengah dan berbagai sumber lainnya.