PURUK CAHU/TABENGAN.CO.ID – Berkenaan dengan beredarnya informasi gelombang panas yang terjadi di sejumlah negara di dunia, termasuk di wilayah Asia maka Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Murung Raya (Mura) Suwirman mengatakan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) cuaca panas bukanlah hal yang lumrah terjadi di Indonesia, demikian juga gelombang panas yang terjadi di negara-negara lainya di Asia.
“Sekarang kita berada di suhu 32° sampai 34° derajat celcius dan rata-rata paling tinggi 37° derajat celcius, nah yang dibilang gelombang panas itu 5° derajat meningkat dari rata-rata, berarti kalau kita jumlahkan 37 ° + 5° = 42° derajat dalam lima hari berturut-turut barulah kita dibilang dilanda gelombang panas,” ujar Suwirman, Jumat (28/4).
Supaya masyarakat Mura tidak panik secara berlebih terhadap infomasi gelombang panas tidak biasa yang terjadi maka Kadiskes Mura menyampaikan sejak dini hal ini sehingga masyarakat lebih teredukasi dalam menyikapi fenomena gelombang panas
“Kita telah rasakan bersama dibeberapa waktu terakhir, Kabupaten Mura terjadi kenaikan suhu dari sebelumnya, tetapi ini bukan saya pastikan gelombang panas dan terkait aturan khusus untuk penanganan gelombang panas juga belum ada,“ tegasnya.
Kendatipun belum ada aturan berkenaan dengan fenomena gelombang panas, Suwirmana mengimbau agar masyarakat tetap waspada atas perubahan cuaca dengan disertai meningkatnya suhu terutama di Mura.
“Perlu juga kita perhatikan bahwa kenaikan suhu situasinya bagi orang dewasa bisa akan berdampak berbeda pada anak-anak dan orang lanjut usia,” ujar Suwirman.
Dia menerangkan bahwa gejala-gejala meningkatnya suhu cendrung berakibat terjadinya kekurangan cairan, sakit kepala karena terlalu lama berada di bawah terpaan teriknya sinar matahari, alergi kulit karena paparan suhu yang terlalu panas, dan inpefksi saluran pernapasan (ISPA) karena meningkatnya insentitas debu yang memeliki tingkat sanitasi yang kurang baik.
Lebih jauh, Suwirman juga mengimbau untuk memperbanyak minum air putih serta berupaya tidak meminum minuman dingin, berkafein, alkohol, minuman manis serta disarankan agar tidak kontak langsung dengan paparan sinar matahari di luar rumah pada jam-jam tertentu.
“Saran untuk masyarakat perbanyak minum air putih apalagi untuk cuaca seperti saat ini namun bagi penderita penyakit ginjal atau jantung tidak bisa kita samakan untuk kosumsi air putih, karena bagi mereka ada ukuran khusus air putihnya berbeda dengan orang normal karena kalau kita samakan bisa memperberat penyakitnya” tutup Suwirman. c-sjs