PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Hari keempat pelaksanaan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2023, ada berbagai kegiatan menarik yang dilaksanakan. Malamang atau memasak dengan menggunakan bambu, adalah salah satu ciri khas kehidupan suku Dayak sejak zaman dulu. Sekarang ini, teknik ini sudah tidak lagi digunakan masyarakat, mengingat perkembangan zaman yang semakin maju.
Warisan yang sangat berharga ini, berupaya terus dijaga, dilestarikan dan dipelihara agar tidak hilang oleh perkembangan zaman. Umumnya, malamang dilakukan masyarakat di pedesaan ketika menggelar sebuah acara atau syukuran. Upaya pelestarian itu diwujudkan dalam bentuk sebuah perlombaan malamang.
Setiap peserta yang terdiri atas ibu-ibu dan bapak-bapak mempersiapkan bahan-bahan malamang. Mulai dari beras yang akan dimasak, sampai pada bambu yang akan digunakan untuk memasak. Sementara menyiapkan bahan-bahan tersebut, anggota tim lain menyalakan api yang menjadi tempat untuk memasak. Malamang adalah sebuah teknik memasak nasi dengan menggunakan bambu di atas kobaran api.
Bahan-bahan yang sudah siap, dimasukkan ke dalam bambu dan diberikan santan kelapa sebagai pelunaknya. Satu per satu, bambu diletakkan pada api yang menyala, dengan posisi miring, dengan bersandar pada sebuah penahan yang terbuat dari besi. Sambil dibakar di atas nyala api, bambu perlahan-lahan diputar agar tidak gosong. Demikian dlakukan berulang-ulang sampai lamang masak.
Para peserta mengaku senang dan antusias dalam mengikuti lomba malamang ini. Cuaca panas ditambah dengan kostum berupa baju khas suku Dayak, yang digunakan tidak menyurutkan semangat para peserta. Semua tampak bersemangat dan berusaha memberikan yang terbaik dalam memasak lamang.
Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum dan Politik Herson Barthel Aden, mengatakan, pemerintah tentunya sangat mengapresiasi atas segala kegiatan yang dilaksanakan dalam memeriahkan FBIM 2023. Semua itu dilakukan dalam upaya melestarikan dan menjaga warisan yang sudah diberikan para leluhur kita.
“Malamang menjadi salah satu yang terus dilestarikan, dalam bentuk lomba pada perhelatan FBIM. Teknik memasak seperti itu sudah tidak lagi digunakan di era modern sekarang ini. Wajar malamang harus terus diwariskan kepada generasi muda Kalteng khususnya. Harapan bersama, kegiatan FBIM dapat berjalan lancar dan sukses serta menjadi sumber pariwisata Kalteng,” kata Herson singkat. ded