BUDAYA  

BAGASING-Permainan Tradisional yang Memikat Wisatawan

TABENGAN/YULIANUS SL LOMBA-Bagasing menjadi salah satu permainan yang dilombakan dalam rangkaian kegiatan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) Tahun 2023. Tampak seorang peserta sedang memperlihatkan kemampuannya.

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Habayang atau Bagasing menjadi salah satu permainan yang dilombakan dalam rangkaian kegiatan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) Tahun 2023. Tidak saja menarik bagi masyarakat lokal, tapi juga menarik perhatian wisatawan mancanegara yang hadir menyaksikan lomba tersebut.

Habayang atau Bagasing dimainkan secara beregu atau tim. 1 tim terdiri atas 3 pemain. Ada 2 kategori dalam permainan gasing, yakni pria dan wanita. Diperlukan kecakapan dan sedikit ketangkasan dalam memainkan permainan tradisional yang satu ini. Gasing tradisional terbuat dari bahan dasar kayu ulin, dan dibuat sedemikian rupa. Ukuran gasing beragam, mulai dari kecil sampai yang besar.

Memainkan gasing, ada 2 alat yang diperlukan, yakni gasing dan seutas tali. Lomba Habayang, dimainkan oleh 2 regu yang saling berhadapan. Setiap game dilakukan secara bergantian. 1 pemain berhadapan dengan pemin lainnya. Gam pertama, 1 pemain diminta untuk memutar gasing di atas tanah. Pemain lain akan berupaya menghempaskan gasing tersebut, sampai tidak bisa berputar.

Apabila saat dilakukan hempasan, ternyata kedua gasing masih berputar, maka akan dilihat gasing mana yang bertahan paling lama berputar. Diawal permainan, kedua tim mengutus masing-masing 1 orang, untuk beradu gasing, gasing siapa yang lebih lama berputar. Tujuannya untuk menetukan siapa yang bertahan, dan siapa yang menyerang.

Tim yang kalah dalam adu putaran gasing diawal permainan, akan menjadi tim bertahan. Sementara tim yang menang menjadi tim yang menyerang. Saling serang dilakukan kedua tim secara bergantian, sampai jumlah game yang ditentukan.

Yani (46) mengaku gembira, dan antusias dalam mengikuti lomba Habayang atau Bagasing. Sebelum berangkat lomba tim sudah melakukan latihan dengan baik, sehingga siap dalam bertanding. Permainan ini adalah permainan tradisional yang  sanggat menyenangkan.

”Jujur saja, sudah tidak banyak yang bisa memainkan gasibg tradisional ini. Era modern sekarang, anak muda disibukan dengan gadget. Adanya lomba Habayang atau Bagasing sangat diapresiasi, karena melestarikan budaya kita,” kata Yani singkat, Kamis (25/5) di Palangka Raya.

Senada dengan Yani, Amat (32) peserta dari Barito Selatan juga menyampaikan hal serupa, yakni ungkapan terima kasih karena lomba ini secara rutin dilaksanakan. Ini mengingatkan betapa warisan dari para leluhur sangat luar biasa.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng, Adiah Chandra Sari, mengaku, permainan gasing adalah sebuah permainan tradisional yang secara rutin dilaksanakan dalam perhelatan FBIM. Setiap usai FBIM, semua cabang olah raga termasuk Habayang, dilakukan evaluasi demi diperoleh perbaikan kedepannya.ded