Perjuangan Buruh Sawit Lepas dari Rahang Gigi Buaya Ganas

TABENGAN/YULIANTINI DIRAWAT- Famirah, buruh kebun sawit Desa Air Hitam, Kalbar, saat ini dirawat intensif di ruang Beringin RSSI Pangkalan Bun. 

PANGKALAN BUN/TABENGAN.CO.ID-Famirah (38) seorang buruh salah satu perusahaan kebun sawit di Desa Air Hitam Besar, Kecamatan Kendawangan, Kalimantan Barat, setelah berjuang satu jam lebih akhirnya bisa lolos dari terkaman predator ganas, yakni buaya.

Famirah menceritakan kejadian tragis yang membuat dirinya saat ini tergeletak lemah di ruangan Beringin Rumah Sakit Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun. Saat itu ia tengah mengambil air untuk mencampur pupuk. Namun, tiba-tiba diterkam buaya rawa.

“Kejadiannya pada Kamis (27/7) pukul 09.00 WIB. Saat itu saya akan melakukan penyemprotan pupuk di kebun sawit tempat saya bekerja. Ketika saya mengambil air di parit yang ada di dalam kebun sawit itu, tiba- tiba muncul seekor buaya. Kemudian buaya itu langsung menerkam saya,” ujar Famirah kepada Tabengan, Jumat (28/7).

Menurut wanita asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, saat itu dirinya posisi jongkok mengambil air di parit. Buaya mendadak menyerang dan menarik kakinya hingga masuk ke dalam parit. Dirinya pun hanya bisa pasrah dan berusaha sekuat tenaga untuk bisa lepas dari serangan predator yang terkenal ganas itu.

“Saya berteriak minta tolong, tetapi dalam kelompok kami semuanya perempuan, sehingga tidak bisa berbuat apa-apa. Saya terus ditarik sampai ke dalam air. Bukan kaki saya saja yang diterkamnya, saya juga dilempar oleh buaya itu dan diterkam lagi saat berada di dalam air. Saya hanya pasrah dan berdoa agar Tuhan memberikan pertolongan, sambil saya terus berteriak minta tolong semampu tenaga saya,” ujar Famirah.

Akhirnya, datang bantuan dari karyawan dan pimpinan tempat dia bekerja. Famirah saat itu ditarik paksa dari terkaman mulut buaya, dan akhirnya terlepas dengan tubuh berlumuran darah.

“Saya baru berjalan 4 tahun ini berkerja sebagai buruh, dan kejadian diserang buaya pernah terjadi 2 tahun lalu di tempat yang sama. Korbannya seorang bapak tua dan tidak bisa ditemukan lagi. Saat ini saya masih trauma, dalam tidur saya masih terbayang buaya itu, ukurannya sangat besar bu,” ujar Famirah.

Menurut Mario, saudara Famirah, korban mengalami luka di bagian kanan mulai badan sampai kaki, termasuk tangan Famirah pun patah karena dilempar oleh buaya tersebut.

“Kami sangat bersyukur kepada Tuhan, karena keluarga kami diberikan keselamatan, saat kejadian kami benar-benar sudah pasrah melihat kejadian itu. Semuanya berkat pertolongan Tuhan, begitu saudara saya diselamatkan, langsung dibawa ke Poliklinik kebun. Mengingat lukanya sangat parah, akhirnya dibawa ke rumah sakit ini, kami tiba di sini (Pangkalan Bun) hari Jumat dini hari pukul 02.00 WIB,” ujar Mario.

Menurut perawat yang ada di ruang Beringin, kondisi korban saat ini masih menunggu keterangan dari dokter yang menanganinya. Korban telah dilakukan operasi untuk menutup luka-luka menganga akibat sobekan. Saat kondisi stabil meski masih ditransfusi darah karena HB korban sangat rendah. yuliantini