PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sri Widanarni membuka Rapat Koordinasi Penyakit Hewan Menular Strategis (PMHS) dan Pelaporan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) se-Kalimantan Tengah Tahun 2023, di Hotel Best Western Palangka Raya, Jumat (25/8).
“Salah satu penyakit yang paling menjadi perhatian adalah penyakit rabies. Hingga bulan Agustus 2023, di Provinsi Kalimantan Tengah tercatat kasus rabies 26 kasus hingga 60 kasus gigitan oleh Hewan Penular Rabies (HPR),” beber Sri.
Dia mengatakan, penyakit rabies atau anjing gila bisa terjadi karena gigitan pada manusia, tidak hanya oleh anjing, tapi bisa juga kucing, kera dan lainnya.
“Berbagai upaya yang telah dilakukan seperti pemberian vaksin rabies. Masyarakat juga perlu diberi pengetahuan yang cukup bagaimana menjalani pola hidup sehat, jika harus memelihara dan hidup berdampingan dengan hewan sehingga dampak risiko penyakit rabies dapat diantisipasi lebih dini” ucap Sri.
Sekda Kalteng dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sri Widanarni memaparkan, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, kasus PHMS di Kalteng menunjukkan PMK, rabies dan ASF masih menjadi konsentrasi penanganannya. Termasuk penyakit yang baru muncul seperti LSD (Lumphy Skin Disease) dan PPR (Peste des Petits Ruminants) yang juga wajib menjadi perhatian bersama.
“Tentunya kondisi ini, akan berdampak terhadap kesehatan manusia dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan populasi ternak, serta ketersediaan daging yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal) di Kalimantan Tengah,” paparnya.
Sri menyebut, beberapa waktu yang lalu Kalteng dihebohkan dengan adanya PMK pada ternak sapi. Namun, berkat kerja keras dan koordinasi yang baik, Kalteng dapat terbebas dari PMK dan mendapat penghargaan atas zero case.
Kadis Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Prov Kalteng Sunarti mengimbuhi dengan menyebut tujuan rakor untuk membahas perkembangan kasus PHMS di Kalteng dan penanganannya, serta pelaksanaan dan Laporan Vaksinasi PMK di semua kabupaten/kota.
Dia melaporkan bahwa kasus penyakit hewan menular strategis di Kalteng masih didominasi oleh kasus rabies yang tergolong penyakit menular pada hewan yang dapat menular pada manusia (zoonosis).
“Untuk penanganan PMK, Kalteng sudah reported zero case sejak Agustus 2022, sedangkan program vaksinasi PMK telah dilaksanakan sejak tahun 2021, dan pada tahun 2023 ini telah disiapkan vaksin PMK sebanyak 50.000 dosis” sebut Sunarti.
Dia mengungkapkan, pada 2023 tidak ada terlapor untuk penyakit ASF, Jembrana dan Surra. Tetapi terdapat tiga kasus penyakit LSD yaitu satu kasus di Kabupaten Kobar dan dua kasus di Kabupaten Kotim, serta PPR terlapor 10 kasus di Kotim.
Kegiatan rakor ini menghadirkan narasumber dari Ditjen Perternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, Kepala Balai Veteriner Banjarbaru Wilayah Regional Kalimantan, serta Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangka Raya. Peserta rakor adalah jajaran Pejabat Eselon III lingkup Dinas TPHP Prov. Kalteng dan Kepala Bidang yang menangani Fungsi Peternakan Se-Kalteng. dre