PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID– Pendeta Marice berupaya memberikan pelayanan, dan motivasi bagi masyarakat Palangka Raya, khususnya kepada lanjut usia (lansia) Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Betania. Salah satu bahan perenungan, sekaligus motivasi diambil dari Kejadian 45 Ayat 1-20.
Pendeta Marice sampaikan, Yusuf mampu dalam keadaan pernah mengalami kepahitan, atau penderitaan dari orang-orang terdekat, yakni saudara kandung. Karena iri hati, perlakuan atas ayahnya Yakub, yang memberi kasih sayang lebih. Namun, Yusuf mampu berdamai dengan diri sendiri dulu, sehingga mampu berdamai dengan orang luar.
Pendeta Marice melanjutkan, ayahnya Yakub yang mampu menjadi figur pendoa, penengah, pemersatu, sehingga hal itu menjadi dasar bagi Yusuf untuk mampu berdamai dengan diri sendiri, lalu mengampuni saudaranya. Melalui sosok Yusuf, memasuki usia emas bagaimana berdamai diri sendiri dulu, baru berdamai dengan orang lain.
“Sosok Yusuf menjadi teladan bagi semua lansia yang ada dinaungan GKE Betani ini, untuk bagaimana belajar berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu, baru kemudian berdamai dengan orang lain. Kita juga belajar dari sosok Yakub, yang merupakan ayah Yusuf. Sosok pendoa, penengah, pemersatu, sehingga ditengah kesulitan mampu membuat kondisi tetap damai, dan rukun,” kata Pendeta Marice, saat memberikan khotbah Ibadah Padang, Sabtu (16/9) di Palangka Raya.
Pendeta Marice menambahkan, lansia atau usia emas mampu seperti Yakub, membentuk karakter generasi penerus. Dalam kondisi yang sangat sulit sekalipun, Yakub mampu membuat keadaan tetap damai, dan rukun. Melalui kedua pribadi, yakni Yakub dan Yusuf, ada begitu banyak pembelajaran, dan berkat yang diberikan untuk menumbuhkan iman bersama.
Pada kesempatan itu, Pendeta Marice menyampaikan apresiasi, dan terima kasih kepada jajaran pengurus GKE Betani, yang mampu melaksanakan Ibadah Padang bagi para lansia. Demikian pula bagi para lansia yang mengikuti ibadah, ada berkat luar biasa yang dicurahkan atas hidup kita semuanya.ded