Optimisme di Tengah Pesimisme (Yeremia 29:1-14)

Pdm. Timerasi Labat

(Wakil Gembala Gereja Bethany Indonesia Jemaat Palangka Raya)

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Optimisme adalah paham keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan dan sikap selalu mempunyai harapan baik di segala hal.

Hari-hari ini kita bisa jadi berada pada posisi atau keadaan yang tidak enak, tidak nyaman, banyak pergumulan, mungkin dalam kekecewaan, mungkin kita diabaikan, tidak dianggap apa-apa karena berbagai alasan, dan sebagainya. Tapi di tengah kondisi tersebut kebenaran firman Tuhan mengingatkan kita kembali bahwa sebagai seorang percaya kita punya hak untuk mengalami kemenangan.

Seperti tertulis dalam 1 Yohanes 5:4, Sebab semua yang lahir dari Allah mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia, iman kita.

Menurut kebenaran firman Tuhan yang kita baca dalam Yeremia 29:1-14, ada 3 alasan manusia dapat tetap optimis dalam menghadapi pesimisme dunia ini.

  1. Ada Tuhan bersama kita yang memiliki rencana yang indah. (Ayat 11). Allah pasti memiliki rencana yang indah bagi semua orang yang percaya dan mengandalkanNya.
  2. Allah mendengar doa kita. (Ayat 12). Firman Tuhan berkata bahwa “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepadaKu, maka Aku akan mendengarkan doamu”.
  3. Allah pasti memulihkan hidup kita. (Ayat 14). Allah pasti memproses kehidupan orang percaya, sehingga kehidupan orang percaya pasti mengalami kemajuan dan perkembangan. Kehidupan yang telah diproses itu pasti memberikan kualitas terbaik yang Allah sukai.

Oleh sebab itu, jika 3 alasan ini merupakan dasar yang kuat bagi orang percaya untuk tetap yakin dan optimis menghadapi tantangan dunia ini, maka apa yang harus kita lakukan sebagai orang percaya menyikapi situasi buruk yang kita hadapi.

  1. Tingkatkan kuantitas hidup dan kehidupan kita. Artinya kita harus maju dan mengalami pertambahan secara ekonomi, dan semua bidang dalam kehidupan kita seperti keluarga kita dan pelayanan kita.
  2. Tingkatkan kualitas diri dalam iman dan semua bidang kehidupan kita. Orang percaya harus memiliki skill dan kualitas dalam dunia profesionalisme.

Jadi pada kesimpulannya, orang percaya harus tetap bangkitkan optimisme di tengah situasi yang sulit. Apapun yang menjadi tantangan hidup kita, mari kita senantiasa mengandalkan Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. fasb