PERDAGANGAN KARBON-Teras Narang Sayangkan Kalteng Tidak Berperan

TABENGAN/IST KARBON– Senator Kalteng Agustin Teras Narang menyempatkan diri mengunjungi bekas kantor REDD+, sebagai salah satu program persiapan Kalteng dalam menghadapi perdagangan karbon di Indonesia, belum lama ini.

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Kalimantan Tengah kembali tidak mengambil peranan penting dalam salah satu pembangunan nasional dan dunia. Setelah kereta api tidak masuk dalam proyek strategis nasional, kali ini giliran Kalimantan Tengah (Kalteng) yang tidak memiliki peranan dalam perdagangan karbon di Indonesia.

Tidak berperannya Kalteng dalam perdagangan karbon di Indonesia, turut mendapatkan respon dari Senator Kalteng Agustin Teras Narang (Terang). Apa yang terjadi ini tentu sangat disayangkan, mengingat program perdagangan karbon menjadi program yang sudah dimiliki Kalteng, jauh sebelum dimulainya perdagangan karbon ini.

Menurut Bapak Pembangunan Kalteng ini, apa yang terjadi ini tentu sangat menyayangkan, Kalteng tidak berperan dalam perdagangan karbon. Padahal Kalteng sudah mempersiapkan hal itu, sementara yang berperan justru Kalimantan Timur (Kaltim) dan Jambi. Apabila Kalteng mampu berperan dalam perdagangan karbon, akan memberikan nilai tambah bagi anggaran daerah.

“Saya ketika diberikan amanah sebagai pelayan rakyat, Kalteng sejak tahun 2008 telah berperan dalam persiapan adanya perubahan iklim. Malahan Kalteng dipercayakan oleh PBB sebagai provinsi percontohan di dunia dalam pelaksanaan REDD Plus. Ini adalah sebuah persiapan yang sangat penting bagi Kalteng, dalam menghadapi perdagangan karbon nantinya,” kata Gubernur Kalteng Periode 2005-2015 ini, terkait tidak berperannya Kalteng dalam perdagangan karbon di Indonesia, via whatsapp, Kamis (28/9).

Teras Narang menjelaskan, sejak awal tahun 2006, Kalteng sudah punya program hijau, yang dulu dikenal dengan Green Government Policy. Pada saat itu, Alue Dohong yang sekarang menjabat sebagai Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK), dipercaya untuk membantu melaksanakan program Green Government Policy.

Kalteng saat itu, lanjut Teras Narang, gencar melakukan program berbasis lingkungan, dikarenakan ada 3 perusahaan yang sudah mengikuti program tersebut. Sejumlah program penting itulah yang membuat Kalteng harus memiliki peranan dalam perdagangan karbon di Indonesia.

Teras Narang mengungkapkan, peranan Kalteng terhadap perdagangan karbon di Indonesia bukan tanpa alasan. Di samping sudah melaksanakan berbagai program dan juga persiapan, di Kalteng juga terdapat pakar dan ahli-ahli dari Universitas Palangka Raya (UPR), dengan kemampuan yang mumpuni untuk membantu pelaksanaan prgram agar dapat berjalan maksimal. Kelebihan lainnya, Kalteng adalah salah satu provinsi dengan gambut, mangrove, dan hutan yang luas. ded