KASIH YANG DIBENCI ALLAH (1 Yohanes 2: 15-17)

Oleh: Pdt. Daniel Eko Susilo)*

Umat Kristen yang berbahagia, Ketika covid 19 menjadi wabah kita semua diwajibkan untuk menggunakan prokes. Salah satu prokes adalah cuci tangan. Ada dua alasan kita mencuci tangan yaitu mencintai Kesehatan dan membenci kuman-kuman/penyakit. Lebih dari satu segi dalam kehidupan kita kasih dan kebencian berjalan bersama-sama.

Seorang suami yang mengasihi istrinya pasti membenci hal-hal yang dapat merugikan istrinya. “hai orang-orang yang  mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan” (Mzr. 97:10). “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik”. (Rom. 12: 9). Surat Yohanes mengingatkan kita untuk mempraktekkan kasih (1 Yoh. 2:7-11), saat yang sama Yohanes juga mengingatkan kita bahwa ada kasih yang dibenci oleh Allah yaitu “ Mengasihi dunia”. Ada 3 (tiga) alasan mengapa kita dilarang mengasihi dunia.

  1. Karena Keadaan Dunia (ay. 15).

Dalam Perjanjian Baru, kata “dunia” sedikitnya mempunyai tiga arti yang berbeda. Kadang-kadang dunia berarti dunia jasmaniah, yaitu bumi; “Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya (Kis.17:24). Dunia juga berarti manusia; “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini” (Yoh. 3:16). Kedua gagasan tersebut dapat mucul bersamaan, “Ia (Yesus) telah ada di dalam dunia dan dunia (bumi/alam semesta) dijadikan olehNya, tetapi dunia (umat manusia) tidak mengenalNya”. (Yoh.1:10). Peringatan, “janganlah kamu mengasihi dunia!” bukan mengenai bumi dan manusia, tetapi system yang dikuasai oleh kejahatan.

Kita mengenal “dunia politik, dunia olah raga, dunia ekonomi” dan lain-lain, hal tersebut merupakan sistem (ada orang-orangnya yang terorganisir, progam kerja, tujuan dan capaian sasaran). Yang dimaksudkan Allah bukan itu, tetapi “dunia kejahatan” yang menentang kebenaran Allah itu yang dibenci oleh Allah. Dunia kejahatan ini telah masuk, mempengaruhi, menjerat dan memakai semua aspek kehidupan manusia di dunia ini. Dunia kejahatan tersebut yang kita harus waspadai dalam kehidupan kita, supaya kita tidak terjerat dan hidup di dalamnya.

  1. Karena apa yang dilakukan dunia terhadap (ay. 16)

“jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu” (1 Yoh.2:15). Keduniawian lebih banyak menyangkut persoalan sikap daripada persoalan kegiatan/tindakan, walaupun sebenarnya tindakan dan kegiatan merupakan buah dari sikap. Keduniawian tidak hanya memengaruhi tanggapan kita terhadap kasih Allah, tetapi juga memengaruhi tanggapan kita terhadap kehendak Allah. (ay.17) Melakukan kehendak Allah adalah suatu kesukacitaan bagi orang-orang yang hidup di dalam kasih Allah “Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku”. Namun bilamana seseorang kehilangan kegembiraannya untuk menerima kasih Allah, ia akan mengalami kesulitan untuk mentaati kehendak Allah Bapa. Mengalami kesulitan untuk   mentaati kehendak Allah itulah yang sedang dikerjakan oleh dunia kejahatan dengan cara menjerat kita supaya kita jatuh dalam dosa: Keinginan daging (Gal. 5:19-21), keinginan mata dan keangkuhan hidup (ay.16), seperti yang dialami oleh Adam dan Hawa (Kej. 3:1-7). Sistem ini juga dihadapi oleh Tuhan Yesus (Mat. 4:1-11). Marilah kita waspada dan menjadi kuat agar kita tidak terpengaruhdan hidup di dalamnya apa yang sedang dikerjakan oleh dunia.

  1. Karena Tujuan Akhir dari (ay.17)

“dunia ini sedang lenyap”. Dunia ini tidak kekal. Satu hal yang pasti tentang system dunia ini adalah bahwa dunia ini akan berakhir. Pada suatu Ketika sistim ini akan berakhir dan segala daya tarik menyenangkan yang ada di dalamnya akan berlalu; semuanya akan lenyap. Apakah yang kekal itu? Hanya apa yang menjadi bagian kehendak Allah. Kita menjaga diri kita agar kita tidak sama seperti dunia ini, tidak hidup dalam system dunia kejahatan, karena kita hidup untuk sesuatu yang jauh lebih baik dan bernilai kekal. Yohanes mempertentangkan dua cara hidup: hidup yang kekal dan hidup yang sementara (binasa). Orang yang duniawi (hidup dalam sistem dunia kejahatan) hidup untuk kesenangan daging, tetapi kita yang sungguh-sungguh, hanya hidup untuk kesenangan Roh Kudus.

Mari kita sungguh sungguh memperhatikan hidup kita, dengan penuh kewaspadaan agar kita tidak hidup dalam sstem dunia kejahatan. Supaya kita tetap mengasihi Allah dengan menaati kehendakNya yang akan membawa kita hidup kekal bersama-sama dengan Allah. Kiranya damai Sejahtera Allah yang melampaui segala akal, menjaga dan memelihara kita, dari sekarang sampai selamanya. Amin.

)*Gembala Jemaat GKIN Palangka Raya