*Dinkes Kalteng: Itu Lalat Kerdil, Tidak Berbahaya
PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID– Seiring datangnya musim hujan, ribuan binatang mirip nyamuk bermunculan dan menyerang rumah-rumah warga di Kota Palangka Raya. Fenomena ini tentu saja membuat masyarakat panik dan sangat terganggu.
“Ini bukan hoaks, nyamuk ini menyerang rumah saya setiap pagi dan sore. Kekuatannya ribuan, saya lawan dengan semprotan Baygon, ini hasilnya. Kepada Dinas Kesehatan agar ke rumah saya untuk antisipasi nyamuk ini dengan cara apa saja,” kata seorang warga Jalan Mutiara No 16, Palangka Raya, sembari mengirimkan foto tumpukan nyamuk yang mati melalui pesan di grup WhatsApp.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kalteng dr Riza Syahputra mengatakan binatang tersebut bukanlah nyamuk, melainkan lalat kerdil.
“Menurut penelitian yang sudah kami lakukan bahwa itu bukan nyamuk, tetapi lalat kerdil. Lalat kerdil ini tidak berbahaya,” kata Riza ketika dikonfirmasi Tabengan, Minggu (17/12).
Riza mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir dengan kemunculan hewan tersebut karena pada dasarnya lalat kerdil tidak membahayakan manusia. Jenis serangga, dengan wujud menyerupai nyamuk, namun jika dilihat kembali jumlah kaki yang dimiliki lalat kerdil berbeda dengan nyamuk.
Riza juga menyampaikan bahwa di Kalteng tidak ada melakukan pilot project tentang nyamuk Wolbachia yang dikawinkan dengan nyamuk lokal seperti pesan berantai yang muncul di grup-grup WhatsApp.
“Pesan yang beredar tersebut tentu saja hoaks,” tegas Riza.
Sebelumnya, di media sosial WhatsApp ada yang mengirimkan pesan agar masyarakat tidak panik dengan binatang yang dikira nyamuk tersebut.
“Untuk semuanya jangan panik bila melihat keberadaan nyamuk Wolbachia yang akhir-akhir ini viral karena beberapa postingan video tentang penampakan nyamuk berwarna hijau yang berjumlah ratusan dan menempel di dinding rumah warga. Nyamuk ini tidak berbahaya bagi manusia dan hal ini mungkin dilakukan sengaja oleh pemerintah untuk mengatasai nyamuk penyebab DBD. Mohon maaf bila ada penyampaian informasi yang kurang tepat, tetap jaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tingga kita,” bunyi pesan yang tidak diketahui persis dari mana sumbernya.
Sementara itu, dikutip dari CNBC Indonesia, edisi 22 November 2023, nyamuk hasil rekayasa Wolbachia dilepas di 5 wilayah RI. Uji coba penyebaran nyamuk untuk mencegah penyebaran demam berdarah. Disebutkan, 5 wilayah yang masuk dalam pilot project adalah Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang.
Proyek ini berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.
Penelitian Wolbachia dilakukan sejak 2011 di Yogyakarta. Yakni oleh World Mosquito Program (WMP) dan didukung yayasan Tahija. Penelitian tersebut melalui dua fase. Mulai dari persiapan dan pelepasan nyamuk dalam skala terbatas mulai 2011 hingga 2015.
Yogyakarta bersama Bantul juga menjadi lokasi uji coba pada tahun 2022. Di lokasi penyebaran dapat menekan kasus demam berdarah hingga 77% dan menurunkan perawatan di rumah sakit sebesar 86%.
“Jumlah kasus di Kota Yogyakarta pada bulan Januari hingga Mei 2023 dibanding pola maksimum dan minimum di 7 tahun sebelumnya (2015-2022) berada di bawah garis minimum,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani.
Selain Indonesia, negara lain ikut dalam uji coba Wolbachia yaitu Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Mexico, Kiribati, New Caledonia, dan Sri Lanka.
Nyamuk Hijau Tidak Berbahaya
Sementara itu nyamuk warna berwarna hijau juga meresahkan warga Palangka Raya. namun nyamuk tersebut yang menempel di rumah warga tidak membahayakan manusia.
hama tanaman dan tidak menyerang manusia. Nyamuk tersebut adalah hama tanaman.
Diimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya nyamuk hijau itu. Dibersihkan saja kalau ada di dinding rumah.ldw