SAMPIT/TABENGAN.CO.ID – Sebanyak 17 desa di lima Kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), terdata rawan mengalami putus transportasi darat selama musim hujan terjadi di wilayah itu.
Berdasarkan data saat ini hingga Januari 2024, dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, 17 desa tersebut memiliki potensi besar terputusnya akses transportasi darat jika curah hujan cukup tinggi dan mengalami bencana banjir.
“Banjir di Kotim umumnya disebabkan intensitas curah hujan tinggi yang disertai dengan durasi hujan yang cukup lama. Kondisi tersebut mengakibatkan badan sungai tidak mampu menampung aliran air permukaan yang berdampak pada air meluap ke perumahan warga,” ujar Bupati Kotim Halikinnor dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Bupati Kotim Irawati ketika memimpin apel gelar pasukan dalam rangka antisipasi perkembangan dan situasi bencana banjir, puting beliung dan tanah longsor di halaman Makodim 1015 Sampit, Rabu (27/12).
Dilanjutkannya, kondisi tersebut mengakibatkan badan sungai tidak mampu menampung aliran air permukaan yang berdampak pada air meluap ke perumahan warga.
Selain itu, bencana banjir juga dapat semakin parah karena sampah yang menutup saluran drainase di pemukiman warga.
Sebagai langkah pertama dalam pencegahan dan penanganan banjir, menurutnya Pemkab Kotim telah menerbitkan surat keputusan tentang penetapan status siaga darurat bencana banjir di Kabupaten Kotim tahun 2023-2024, yang berlaku mulai tanggal 19 Desember 2023 sampai dengan 17 Maret 2024, yang memerintahkan kepada Kepala BPBD Kotim untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan dengan perangkat daerah dan instansi vertikal terkait upaya-upaya penanggulangan bencana banjir.
“Saya berharap semoga kegiatan ini mempererat sinergi antar stakeholder untuk mewujudkan langkah nyata antisipasi perkembangan dan situasi bencana banjir dan bencana alam lainnya di wilayah Kotim ini,” pungkasnya. c-may