PALANGKA RAYA/tabengan.com – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Tengah menjadi salah satu ajang olahraga bergengsi bagi 13 kabupaten dan 1 kota. Setiap daerah menyiapkan atlet terbaiknya untuk bisa menjadi yang terbaik dalam multi event olahraga yang digelar 4 tahun sekali ini. Hal yang menarik untuk disimak, saling comot atlet satu daerah dengan daerah lainnya selalu terjadi.
Ketua harian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Palangka Raya, Warda Rocky M Dahan menolak dengan tegas keinginan dari pihak lain yang mau mandapatkan atlet secara instan, dengan mengiming-imingi uang agar bisa membela suatu daerah. Ia juga memperingatkan atlet dari Kota Palangka Raya untuk tidak membela daerah lain hanya karena dijanjikan sesuatu oleh daerah lain.
“Kita sederhana saja, kita menolak sifatnya yang keinginan instan dari pihak-pihak yang mengiming-imingi atlet kita dengan uang, untuk bisa membela daerah-daerah lain, kita menolak, kita akan surati atletnya,” kata Warda, Selasa (17/4). Menurut Warda Rocky, setiap permohonan pengunduran diri atlet akan ditolak, karena sesuai dengan regulasinya sudah jelas kalau ada permohonan pengunduran diri dan dijawab suratnya untuk menolak pengunduran diri, atlet itu tidak bisa bermain untuk daerah yang dituju.
“Kita tegas, kita tidak mau atlet kita ini yang dibina oleh cabor-cabor secara susah payah itu diambil dengan begitu saja hanya dengan kepentingan-kepentingan sesaat daerah lain. Jadi kalau ada permohonan kita akan tolak dengan menyurati atlet yang bersangkutan,” imbuh pria yang biasa disapa Kiki ini.
KONI Kota Palangka Raya juga tidak sepakat kalau atlet itu memperkuat daerah lain hanya karena pernyataan, sayang kalau tidak dipakai di kota lebih baik main ikut daerah lain saja. Menurut Warda, kompetisi ada jenjangnya, kalau semua atlet ini boleh bermain berarti tidak ada pembinaan, tidak ada sebuah kompetisi untuk menguji pembinaan itu, maka sama saja bohong, sementara Porprov ini targetnya pra PON dan PON.
Kompetisi sudah dilakukan dari bawah, untuk atlet sudah diberikan kesempatan mengukur hasil latihan seperti Kejuaraan daerah (Kejurda) sebagai tempat atlet berkompetisi.
Setelah Kejurda ini ada event lain untuk berkompetisi. Sementara Porprov ini merupakan multi event olahraga, event besar besar tingkat Kalteng ini harus diikuti oleh para atlet terbaik di Cabornya, kalau dipaksakan semua atlet ikut, berarti tidak ada atlet terbaik di Cabornya.
“Setelah latihan cabor kan ambil atlet sesuai dengan ranking yang ada, kalau tidak sampai standar ranking yang diteapkan pelatih, ya tidak mungkin masuk tim Porprov, lalu karena tidak masuk tim porprov kemudian pindah daerah lain di Porprov ini untuk memperkuat daerah lain karena iming-iming sesuatu, ini yang kami tentang. Kalau tidak masuk dalam standar ranking berarti atlet ini harus berlatih lebih keras lagi, bukan pindah daerah lain,” tegas Warda Rocky.
KONI Kota Palangka Raya ada sanksinya untuk atletnya, akan setop bantuan anggaran kepada atlet yang bersangkutan, tidak akan dibantu apapun, sementara cabornya akan diberi peringatan keras. Setiap organisasi harus ada sanksi. Namun Ia mengakui bukan berarti ingin mematikan karir atlet, sebaliknya menjaga atlet tersebut supaya tidak bisa diperlakukan seenaknya oleh siapapun. yml