PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dr Fery Iriawan MPH mengungkapkan, Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2023 mengalami peningkatan di 4 kabupaten/kota. Yakni Kabupaten Kapuas, Barito Utara, Gunung Mas dan Kota Palangka Raya.
Dijelaskan Fery, pada tahun 2022 AKI di Kapuas sebanyak 2 orang, Barito Utara 3, Gunung Mas 3, Palangka Raya 2. Terjadi peningkatan pada tahun 2023, yaitu Kapuas 9, Barito Utara 7, Gunung Mas 7, Palangka Raya 4.
“Empat kabupaten/kota terjadi peningkatan dari data yang masuk melalui MPDN (online komdat), namun di Gunung Mas dan Palangka Raya masih klarifikasi untuk finalisasi data AKI tahun 2023,” sebutnya kepada Tabengan, Kamis (11/1).
Menurutnya, data yang ada masih klarifikasi ke pusat. Namun demikian, data AKI terjadi penurunan dari tahun 2019, terjadi peningkatan di tahun 2021 karena kondisi Covid. Kematian ibu banyak juga akibat terkena Covid, setelah itu terjadi penurunan tahun 2022 dan 2023 sebanyak 72 kasus.
“Namun, Kota Palangka Raya dan Gunung masih klarifikasi data dari data MPDN, kemungkinan akan lebih rendah dari data yang ada,” sambungnya.
Fery menyebutkan, pada tahun 2022 ada 63 kasus dan 2023 ada 72 kasus. Penyebab utama kematian ibu tahun 2023, mengalami peningkatan dari tahun 2022 karena tidak semua ibu hamil mendapatkan standar layanan 6 kali dan tidak semua ibu bersalin fasyankes disebabkan akses ke fasyankes ada beberapa yang sulit, kesiapan fasyankes, pembiayaan, dan sosial budaya yang masih kental.
“Sistem rujukan yang belum terintegrasi, sebagian besar kabupaten/kota yaitu fasyankes primer dan fasyankes skunder masih menggunakan rujukan manual. Sebagian dari tenaga kesehatan tidak memiliki kemampuan/kompetensi dalam penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Begitu juga sarana dan prasarana sehingga tidak semua Puskesmas perawatan mampu PONED/Penanganan Kegawatdaruratan maternal dan neonatal,” ujarnya.
Kemudian, belum semua Puskesmas memiliki alat deteksi risiko dan komplikasi ibu hamil (USG) dan Dokter Umum Puskesmas belum semua mendapatkan pelatihan Penggunaan USG Dasar Obstetri Terbatas sampai bulan Oktober, sehingga ada keterlambatan dalam mendeteksi risiko dan komplikasi pada saat hamil.
“Belum semua Puskesmas melaksanakan Program Kesehatan Pelayanan Kespro (Catin dan PUS) terutama dalam melakukan skrining layak hamil,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, antisipasi dalam menekan kematian ibu, awal bulan November sampai Desember 2023 untuk pemenuhan alat USG dan peningkatan kapasitas Dokter Puskesmas dalam ANC dan USG sudah dilakukan.
Penguatan Pelayanan Kespro bagi Catin dan PUS melalui Pembentukkan Jejaring Skrining Layak Hamil Kabupaten/Kota yang mengalami Peningkatan Kematian Ibu Tahun 2023. Adanya pembentukan Pokja Penurunan AKI dan AKB Tingkat Provinsi Kalteng, Tingkat Kabupaten/Kota, sehingga dapat menjangkau intervensi sensitif dan juga dapat memperkuat intervensi spesifik, dilaksanakan secara konprehensif, integratif, berkualitas, berkesinambungan melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi antara instansi pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pemerintah desa dan pemangku kepentingan yang terkait baik dari segi medis, ekonomi, pembiayaan, sosial budaya dan transportasi. Memperkuat Aplikasi MPDN dalam notifikasi, pelaporan dan pengkajian AMPSR. ldw