Jalan Buntok-Palangka Raya Masih Lumpuh

PEDULI MASYARAKAT-Kapolres Barito Selatan (Barsel), AKBP Asep Bangbang Saputra bersama jajarannya bahu-membahu bersama TNI untuk membantu mengamankan dan menyeberangkan masyakakat dari banjir yang melanda jalan Palangka Raya-Buntok, kemarin.ISTIMEWA 

SALURKAN BANTUAN- Pj Bupati Barito Selatan (Barsel) Deddy Winarwan turun langsung menyalukan bantuan untuk masyarakatnya yang terkena musibah banjir.ISTIMEWA

*Jenazah Diseberangkan Pakai Rakit, 61.000 Warga Barsel Terdampak Banjir

BUNTOK/TABENGAN.CO.ID – Banjir di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) masih bertahan hingga Rabu (24/1). Ruas jalan Palangka Raya-Buntok di daerah Kalahien, Kecamatan Dusun Selatan, masih terendam. Kendaran roda dua dan mobil kecil tak bisa melintas. Mobil roda enam yang bisa melintas pun harus dipandu petugas.

Petugas gabungan dari Polres Barsel dan BPBD serta TNI melakukan pemasangan tanggul di tepi jalan yang terendam, menggunakan karung-karung berisi pasir. Tanggul ini dimaksudkan untuk menghalau arus air, agar kendaraan roda enam seperti truk bisa melintas.

Ada juga pemandangan yang  cukup unik pada Rabu (24/1) siang, saat ambulans membawa jenazah terpaksa berhenti karena tak bisa menyeberangi banjir.  Jenazah dari dalam ambulans diturunkan, kemudian dilarutkan dengan rakit untuk diseberangkan dari area banjir.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barsel menyebutkan, hingga Rabu kemarin, ribuan warga terdampak banjir. Ada 47 desa dan 7 kelurahan yang terendam. Sebanyak 16.000 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa 61.000 orang terdampak banjir.

Pj Bupati Barsel Deddy Winarman menyebutkan jumlah ini kemungkinan masih terus bertambah. Deddy mengaku telah menginstruksikan semua pejabat Pemkab Barsel dan semua pihak untuk terlibat dalam penanganan korban banjir.

“Saya sudah sampaikan kepada Pj Sekda, agar semua kepala dinas ikut terlibat bantu korban banjir,” kata Deddy, Rabu siang.

Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalimantan Tengah (Kalteng) Ahmad Toyib menegaskan, sejak Selasa (23/1), pemerintah provinsi sudah menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir, sampai dengan 1 Februari 2024 mendatang.

Penetapan status ini, kata Toyib, mengingat ada sejumlah daerah di Kalteng yang terdampak bencana banjir, seperti Kabupaten Barsel, Barito Utara (Barut), Murung Raya (Mura) dan Kapuas. Atas kondisi tersebut pemerintah sudah melakukan distribusi bantuan bagi korban banjir.

“Bantuan yang dikirimkan tidak hanya bagi warga terdampak banjir di Barsel saja. Tapi semua wilayah yang terdampak. Tim yang terdiri dari BPBPK Kalteng, Dinsos Kalteng, Dinkes Kalteng dan RS Doris Sylvanus Palangka Raya sudah berangkat ke daerah,” kata Toyib.

Pemberangkatan tim itu kata dia sebagai dukungan awal yang diberikan pemerintah provinsi kepada daerah terdampak banjir. Pekan depan, akan dikirimkan lagi bantuan ke daerah dengan jumlah yang lebih besar.

Sementara itu, Kepala Satuan kerja (Satker) Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Hanyi Eter Binti menyampaikan, banjir yang merendam ruas jalan nasional tepatnya Jalan Kalahien-Buntok station 4+350 merupakan titik yang paling parah. Meski demikian, kondisi yang ada sekarang ini masih bisa dilalui kendaraan besar.

Kendaraan kecil seperti kendaraan roda 4 mobil kecil, ataupun kendaraan roda 2 masih belum bisa melintas. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sudah melakukan koordinasi dengan Pemkab Barsel, Polres dan juga BPBD Barsel.

“Koordinasi yang dilakukan merupakan langkah bersama di lapangan dalam upaya pengaturan lalu lintas di lokasi kejadian. Jika banjir sudah mulai surut atau pasca banjir, kami akan melakukan penanganan darurat, agar jalan nasional tetap terjaga serta lalu lintas tidak sampai putus,” tuturnya.

Terpisah, Balai Perhubungan Darat Kelas II Fajar mengatakan, penanganan jalan merupakan kewenangan dari BPJN, sementara dari Balai Perhubungan Darat terkait dengan pemasangan rambu. Namun demikian, akan dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk penempatan petugas di lapangan untuk membantu mengatur lalu lintas di lokasi terdampak banjir. c-lis/ded