Kematian Bayi di Kotim 87 Kasus

PANTAU KESEHATAN–Bupati Kotim Halikinnor didampingi Kepala Dinkes Kotim Umar Kaderi ketika memberikan susu dan telur kepada anak di Kotim, beberapa waktu lalu. TABENGAN/MAYA SELVIANI

SAMPIT/TABENGAN.CO.ID Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Umar Kaderi mengungkapkan, kasus kematian bayi di tahun 2023 lalu mencapai 87 kasus. Namun, jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan angka kasus kematian bayi di tahun 2022 yang mencapai 108 kasus.

“Penyebab kematian bayi ini disebabkan asfiksia, ARDS atau sindrom kegawatan pernapasan akut, lahir prematur dan diare,” ujarnya, belum lama ini.

Sementara untuk angka kasus kematian ibu di tahun 2023 terdapat 11 kasus. Jumlah tersebut sama dengan angka kasus di tahun 2022.

Dijelaskannya, untuk kasus kematian ibu kebanyakan disebabkan oleh pendarahan dan komplikasi penyakit tidak menular.

Untuk itu, lanjut Umar, di tahun 2024 ini pihaknya berupaya menekan angka kasus kematian ibu dan bayi. Seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan dan bersalin di fasilitas kesehatan.

Sejumlah upaya penurunan kasus kematian ibu dan bayi telah dilakukan, di antaranya dengan penyediaan rumah tunggu kelahiran, rujukan ibu hamil dan peningkatan kualitas pelayanan ibu hamil di fasilitas kesehatan primer. Terutama dengan penyediaan fasilitas alat cek hemoglobin dan pemeriksaan USG di Puskesmas secara bertahap serta peningkatan kapasitas tenaga dokter dan bidan di Puskesmas.

“Kami berharap dukungan lebih banyak dari para lurah, kades, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, terutama untuk mengecek kesehatan. Karena sangat baik jika rutin melakukan cek kesehatan sebelum adanya gejala sakit yang dirasakan,” pungkasnya. c-may