BASMI OPM DI PANIAI-Polda Kalteng-Korem: Belum Ada Pergeseran Pasukan ke Papua

Kapolda Kalteng Irjen Pol Djoko Poerwanto dan Komandan Korem 102 Panju Panjung Brigjen TNI Iwan Rosandriyanto

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Korem 102 Panju Panjung memastikan belum ada pergeseran pasukan ke Papua terkait polemik OPM yang kini hangat berkembang.

Dikonfirmasi Tabengan, Komandan Korem 102 Panju Panjung Brigjen TNI Iwan Rosandriyanto melalui Kapenrem Mayor Suryanto menerangkan, sampai saat ini belum ada pergeseran prajurit ke Papua.

“Saat sekarang belum mas masih pembahasan,” ucapnya dikonfirmasi lewat WhatsApp, Kamis (18/4).

Senada, Kapolda Kalteng Irjen Pol Djoko Poerwanto melalui Kabid Humas Kombes Pol Erlan Munaji mengungkapkan, hingga kini pihaknya belum ada melakukan pergeseran pasukan ke wilayah konflik tersebut.

“Sampai saat ini masih belum ada. Masih menunggu arahan,” ucapnya singkat.

Seperti diketahui, konflik di tanah Papua semakin memanas setelah OPM membunuh Danramil Aradide Letda Oktovianus Sogalrey beberapa waktu lalu.

Sementara itu TNI membantah klaim Organisasi Papua Merdeka (OPM) perihal penerapan zona peperangan di wilayah adat Meepago, di Paniai, Papua Tengah.

Kodam XVII/Cenderawasih pun menampik adanya pengerahan ataupun penambahan pasukan dalam jumlah besar, khusus operasi militer untuk meladeni perang dari kelompok separatis bersenjata di wilayah tengah Bumi Cenderawasih tersebut.

Kapendam Cenderawasih Letnan Kolonel (Letkol) Candra Kurniawan mengatakan, situasi keamanan di Paniai memang meninggi pasca serangan tentara OPM yang menewaskan Danramil 1703-04/Aradide Letnan Dua (Letda) Oktovianus Sogalrey beberapa hari lalu.

Akan tetapi, situasi keamanan di wilayah tersebut, masih tetap dalam status normal tanpa adanya gerakan, maupun pergeseran, ataupun penambahan pasukan sebagai respons militer.

“Tidak ada penambahan, dan pengerahan pasukan TNI di Paniai,” kata Letkol Candra kepada Republika, Rabu (17/4).

“Yang ada adalah hanya berupa patroli-patroli keamanan biasa untuk memastikan keamanan masyarakat di wilayah tersebut,” kata Letkol Candra menambahkan.

Di Jakarta Markas Besar (Mabes) TNI, pun mengaku tak pernah melabeli wilayah Paniai, sebagai kawasan peperangan, ataupun zona operasi khusus militer. Kapuspen Mabes TNI Mayor Jenderal (Mayjen) Nugraha Gumiliar mengatakan, yang terjadi saat ini di Paniai adalah upaya bersama TNI dan Polri untuk mengejar dan menangkap pelaku penembakan Letda Oktovianus.

“Istilah (Paniai sebagai wilayah perang), terserah OPM saja. TNI dan Polri saat ini fokus mengejar pelaku penembakan Danramil Aradide,” kata Mayjen Nugraha saat dihubungi Republika di Jakarta, pada Rabu (17/4).

Ia memastikan, pelaku penembakan Letda Oktovianus adalah OPM. Pun kelompok seperatisme bersenjata itu sudah mengaku bertanggung jawab. Karenanya, kata Mayjen Nugraha, TNI dan Polri sebagai otoritas keamanan, dan penegakan hukum memastikan akan menagih tanggung jawab tersebut.

“Paniai adalah daerah yang ditengarai salah-satu tempat di mana OPM melakukan aksinya. Dan TNI bersama-sama Polri terus memburu OPM yang bertanggung jawab atas gugurnya Danramil Aradide beberapa waktu lalu,” kata Mayjen Nugraha.

Danramil 1703/Aradide Letda Oktovianus Sogolrey ditemukan tewas di kawasan Pasir Putih, di Distrik Aradide pada Kamis (11/4/2024). Perwira militer asal Papua itu, dibunuh dengan cara ditembak saat melintas sendirian di Jalan Trans Paniai-Intan Jaya, pada Rabu (10/4).

Penyerangan tersebut menambah catatan panjang gugurnya para prajurit militer, pun kepolisian yang bertugas di wilayah Papua. fwa/ist