Mobil Listrik Karya Mahasiswa UPR Ikut Kontes di Jakarta

ISTIMEWA TEKNOLOGI-Prototipe mobil listrik karya mahasiswa UPR saat diperkenalkan pada momen Hardiknas, baru-baru ini.

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Kerja keras dan keuletan dari mahasiswa akhirnya terbayar setelah 1 bulan berkeringat. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Palangka Raya (UPR) berhasil membuat prototipe mobil listrik dan dipamerkan pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Kamis (2/5) lalu.

Saat wartawan Tabengan menyambangi langsung tempat perakitan prototipe mobil listrik di Bengkel Teknik Mesin, terlihat sejumlah mahasiswa sedang mengerjakan penyempurnaan tahap pertama prototipe mobil listrik.

Koordinator Pembuat Prototipe Mobil Listrik, Dr Harie Satiadi Jaya ST MT menyampaikan, prototipe mobil listrik yang dikembangkan merupakan karya dari 13 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin.

Hasil karya itu, kata alumnus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) tersebut, rencananya akan diikutkan dalam Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) tahun ini di Jakarta. Mobil listrik yang diberi nama Isen Mulang 01 itu berdimensi lebar 134 cm, tinggi 110 cm, dan panjang 257 cm. Mobil diformulasikan dengan mesin Dinamo BLDC 48 volt 350 Watt.

“Di dalamnya menyediakan ruang daya baterai berkapasitas 48 volt dan 34 ampere. Hasil uji sementara, mobil itu mampu melaju dengan kecepatan 30 km/jam dan melepaskan energi setara 350 joule/second,” ungkap Harie kepada Tabengan, Jumat (10/5).

Harie yang juga alumnus Universitas Widya Gama menjelaskan, rancangan prototipe mobil listrik didesain seaerodinamis mungkin. Hal itu untuk mengurangi hambatan udara. Bentuk desain mobil dikonsep dan disimulasikan menggunakan software ansys fluent.

”Target yang ingin kami capai untuk mobil Isen Mulang 01 adalah mampu menempuh jarak lebih dari 115 km/kilowatt yang merupakan capaian salah satu pemenang pada lomba Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2023,” imbuh dosen Pendidikan Teknik Mesin tersebut.

Harie menjelaskan, KMHE memiliki aturan terkait ketentuan keikutsertaan prototipe. Termasuk setiap peralatan yang digunakan pada mobil listrik. Setiap bagian prototipe harus dirakit dan diproduksi sendiri oleh mahasiswa.

”Contohnya body mobil yang kami cetak sendiri menggunakan fiberglass. Demikian juga dengan rangka dan sistem suspensi. Mahasiswa rakit sendiri sesuai kemampuan mereka,” beber Harie.

Pengerjaan mobil listrik itu, ungkap Harie, memakan waktu satu bulan lebih dengan biaya sekitar Rp90 juta yang berasal dari BOPTN UPR. Menurut Harie, biaya sebesar itu bukan untuk penyediaan bahan baku semata, namun mencakup biaya riset  maupun pengujian.

Hairie juga mengatakan, prototipe mobil listrik karya mahasiswa didikannya ini masih dalam proses pengembangan dan memang masih ada beberapa kekurangan, dan ini pihaknya terus mengembangkan.

”Prototipe mobil listrik ini memang belum sampai pada tujuan komersil. Spesifikasi maupun desain tentu saja berpatokan pada rules KMHE. Di situ nanti akan jadi bahan analisa untuk pengembangan selanjutnya,” pungkasnya. rmp