PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka prevalensi stunting Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami penurunan sebesar 3,4 persen, dari 26,9 persen di 2022, menjadi 23,5 persen di tahun 2023.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) saat membuka secara resmi rembuk stunting Kalteng Tahun 2024, di Aula Jayang Tingang (AJT), kantor Gubernur Kalteng, Rabu (22/5).
Dalam kesempatan itu, ia menekankan agar melakukan penguatan data surveilans e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat), sebagai data penyanding dan pembanding hasil SKI tahun 2023. Dengan demikian, pada 2024 ini nanti, diharapkan mendapatkan angka prevalensi stunting yang lebih akurat, sesuai dengan kondisi dan fakta riil di lapangan
“Kita berharap kegiatan ini hendaknya bisa semakin memacu semangat untuk menuntaskan visi dan misi Pemprov Kalteng, terutama dalam membangun sumber daya manusia yang cerdas, sehat dan berdaya saing, demi mewujudkan Kalteng Makin Berkah,” kata Edy.
Dikatakan, rembuk stunting merupakan kegiatan strategis dalam upaya menurunkan stunting di Bumi Tambun Bungai, yang menjadi salah satu indikator percepatan penurunan stunting yang mesti diimplementasikan pemerintah daerah.
Rembuk stunting merupakan forum untuk membangun komitmen percepatan penurunan stunting secara terintegrasi, dimulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, sampai tingkat provinsi, yang dilakukan berdasarkan hasil analisis terhadap capaian berbagai program percepatan penurunan stunting di wilayah kerja masing-masing.
“Dalam kegiatan ini Pemprov akan melakukan konfirmasi, sinkronisasi, dan sinergi hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan dari perangkat daerah penanggung jawab indikator dalam upaya penurunan stunting, terutama di lokasi lokus stunting. Diharapkan, melalui kegiatan ini akan didapatkan informasi mendetail mengenai berbagai program dan juga kegiatan percepatan penurunan stunting yang akan dilakukan di masing-masing kabupaten/kota,” jelasnya.
Mantan Bupati Pulang Pisau (Pulpis) dua periode ini menekankan pentingnya komitmen bersama pemerintah daerah dan perangkat daerah terkait, untuk mengimplementasikan semua program kegiatan, termasuk realisasi tagging anggaran stunting yang akan dimuat dalam RKPD dan Renja Perangkat Daerah (RPD) masing-masing.
“Hal ini perlu untuk dilakukan, mengingat isu stunting saat ini masih menjadi ancaman serius bagi Kalteng, terutama dalam membangun SDM yang berkualitas unggul. Persoalan ini harus ditanggulangi secara terpadu melalui kolaborasi semua pihak, lintas sektor,” tuturnya.
“Seperti kita ketahui bersama, Bapak Gubernur sangat berkomitmen terhadap upaya percepatan penurunan dengan menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, Bapak Gubernur telah menetapkan keputusan nomor 188.44/106/2023 tentang tim percepatan penurunan stunting Kalteng,” lanjutnya.
Edy juga mengingatkan, pentingnya pelaksanaan pencegahan stunting dengan memastikan pendataan seluruh calon pengantin (catin), ibu hamil, dan balita di wilayah kerjanya untuk menjadi sasaran. Memastikan seluruh catin mendapat pendampingan serta memastikan kehadiran ibu hamil dan balita ke Posyandu.
Kemudian memastikan ketersediaan alat antropometri terstandar di seluruh Posyandu. Keempat, memastikan seluruh kader Posyandu memiliki keterampilan dalam pengukuran antropometri terstandar serta penyuluhan untuk ibu hamil dan balita. Memastikan pengukuran menggunakan alat antropometri terstandar. Keenam, memastikan intervensi pada ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi.
Selanjutnya, memastikan seluruh ibu hamil dan balita diberikan edukasi di Posyandu, memastikan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran serta intervensi ke dalam sistem informasi e-PPGM di hari yang sama.
Memastikan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan intervensi serentak serta memastikan ketersediaan pembiayaan pelaksanaan intervensi serentak , termasuk rujukan kasus ke fasilitas layanan kesehatan.
“Saya berharap, agar kegiatan ini dapat memberikan kontribusi bagi percepatan penurunan stunting di seluruh wilayah Kalteng, sehingga target capaian penurunan stunting sebesar 15,38 persen di tahun 2024 akan dapat terealisasi, sesuai harapan kita bersama,” harapnya.
Sementara, Kepala Bappedalitbang Kalteng Leonard S Ampung dalam laporannya menyampaikan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan bersama-sama antara perangkat daerah penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non pemerintahan dan masyarakat.
Pihaknya juga mengapresiasi kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi penurunan stunting dan mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi.
Dalam kegiatan itu dilakukan penandatangan komitmen bersama pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se-Kalteng terkait intervensi serentak pencegahan stunting di wilayah Kalteng untuk melaksanakan 10 aksi.
Turut hadir pada kegiatan itu, Sekretaris Utama BKKBN RI Tavip Agus Rayanto, Ketua TP-PKK Kalteng Ivo Sugianto Sabran, Ketua I TP-PKK Kalteng Bidang Pembina Karakter Keluarga Nunu Andriani Edy Pratowo, Bupati, Pj Bupati dan Pj Wali Kota se-Kalteng, para kepala perangkat daerah dan instansi vertikal, Kepala Bappedalitbang Kabupaten/Kota se-Kalteng, Satgas Stunting Kalteng, Ketua TP PKK dan seluruh jajaran TPPS kabupaten/kota se-Kalteng. ldw