ORANG SAMARIA YANG MURAH HATI

(SEMUA ORANG BERHARGA)

Lukas 10:25-37

Oleh: Pdt Jevta J. D. Ay, S.Th

(Gembala Jemaat GMKI ANUGERAH Palangka Raya

Ketika Tuhan Yesus memakai contoh orang Samaria, sesungguhnya Tuhan Yesus sedang mengajarkan tentang nilai manusia itu sama dihadapan Allah. Tidak ada perbedaan apapun dalam pandangan Allah. Tentunya konsep ini sangat bertentangan dengan pola pikir orang Yahudi yang menganggap dirinya lebih daripada orang lain secara khusus dengan orang Samaria. Bagi orang Yahudi, Orang Samaria itu adalah orang yang rendah, tidak pantas hidup bersama dengan mereka. Maka bagi orang Yahudi, orang Samaria tidak pantas di tolong, tidak layak untuk hidup.

Tetapi Tuhan Yesus dengan tegas menunjukkan bahwa siapapun itu sangat berharga dihadapan Allah.,Dan justru orang yang ditolak oleh manusia dipilih oleh Allah. Sehingga melalui perumpamaan ini Tuhan Yesus ingin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara manusia, semua sama dihadapan Allah.

Konsep pengajaran Tuhan Yesus ini, sesungguhnya masih sangat relevan dengan kondisi kita saat ini. Betapa menghormati dan menghargai sesama adalah nilai tertinggi dari pengenalan akan Allah. Dengan tegas Yesus katakan bahwa tidak mungkin mengenal Allah dan pada sisi lain membenci orang lain. Semakin memahami dan megenal Allah akan membawa kita semakin menghormati dan menghargai orang lain. Perbedaan-perbedaan yang ada bukan menjadi alasan untuk tidak menolong orang.

Karena itu bagi kita yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, melalui firman Tuhan hari ini kita dapat belajar bahwa:

1.Betapa Allah begitu menghargai semua orang. Tidak ada perbedaan yang Allah berikan kepada kita dalam menyatakan kuasa dan kasih-Nya. Kita semua sama berharga dan mulia dihadapan Allah

2.Kelebihan ataupun kekuatan dimaksudkan untuk menolong sesama. Kalau kita mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu dalam hidup ini baik berupa materi, jabatan, pendidikan, fisik, dan lain sebagainya memiliki tujuan untuk menjadi berkat dan menolong sesama kita.

3.Pertolongan yang kita berikan tidak perlu untuk diceritakan atau disampaikan kepada orang lain. Kerjakan saja apa yang menjadi tanggungjawab kita. Dalam pengertian ini maka sebagai bukti iman kita adalah dapat menolong orang lain dengan tulus ihklas tanpa menuntut imbalan.

Sebagaimana ajaran Yesus mari kita mengikuti contoh dari orang Samaria yang baik hati. Menjadi berkat bagi sesama dalah panggilan kita.  Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua. Amin.