TAMIANG LAYANG/tabengan.com – Akibat upah penyiraman jalan hauling tambang batu bara tak dibayar selama 2 bulan, 2 orang warga Desa Murutuwu, Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito Timur, nekat melakukan aksi portal jalur hauling tambang batu bara, Selasa (24/4).
Keduanya memarkir mobil tanki tepat di tengah jalur hauling yang dilintasi kendaraan angkutan batu bara milik semua perusahaan tambang. Akibatnya, akses hauling sempat lumpuh total sekitar 1,5 jam.
Kapolres Bartim AKBP Wahid Kurniawan SIK melalui Kasatreskrim AKP Andika Rama, membenarkan adanya aksi demo tersebut. Menurutnya aksi tersebut dilakukan oleh 2 orang yang mengatasnamakan BUMDes Murutuwu. Keduanya meminta tanggung jawab PT Global Arta Lestari (GAL) untuk membayar upah penyiraman jalan selama 2 bulan yang hingga saat ini belum dibayar kepada mereka.
Namun aksi pemortalan jalan itu tidak berlangsung lama. Aparat keamanan yang mendapat info tentang kejadian itu langsung meredam suasana dengan melakukan mediasi kepada 2 warga tersebut secara persuasif untuk membuka portal.
“Sejauh ini pihak kepolisian belum bisa menghubungi pihak manajemen PT GAL untuk melakukan mediasi dengan pihak pendemo,” kata Andika, kepada Tabengan.
Informasi yang dihimpun dari seorang warga yang enggan namanya disebutkan, aksi demo tersebut dilakukan lantaran tidak dibayarnya upah penyiraman jalan hauling batu bara. Jalan hauling batu bara tersebut diketahui melewati 10 desa, untuk menuju pelabuhan di Desa Telang Baru, Kecamatan Paju Epat.
Menurut warga setempat, pihak perusahaan yang melewati jalur tersebut berjanji akan merawat jalan dengan cara menyiram agar tidak membuat polusi yang berdampak kepada masyarakat yang dilintasi angkutan batu bara. Namun setelah dilakukan penyiraman oleh kedua warga tersebut, ternyata belum dibayar. c-yus