MENGASIHI YANG TERHILANG

(Perumpamaan Anak yang Hilang)

Lukas 15:11-32.

Oleh: Pdm Efendi Tuwan, S.Th

Ketua Rehabilitasi Narkoba Galilea Palangka Raya

Di sini kita melihat perumpamaan tentang anak yang hilang. Salah satu maksud tujuan dari perumpamaan tersebut adalah untuk menunjukan betapa senangnya Allah akan pertobatan-pertobatan orang yang berdosa.

Allah digambarkan dengan sempurna, siap menerima dan menjamu pada saat orang-orang berdosa bertobat. Selain itu, perumpamaan ini dimaksudkan untuk menggambarkan tentang kesetiaan Allah (digambarkan oleh seorang bapak) yang tidak pernah berubah, sekalipun umatNya (yang digambarkan sebagai anak) yang menyakiti hatinya dan meninggalkanNya untuk pergi menikmati kesenangan dunia.

Dari perumpamaan Tuhan Yesus tentang anak yang hilang, kita boleh sama-sama belajar dari 3 karakter, yaitu ayah, anak sulung/kakak dan anak bungsu/adik.

1.Ay 11-16, Anak bungsu, adalah anak yang meminta hak  warisan ke orang  tuanya, tanpa ia harus tahu dan mengerti kewajibannya sebagai anak dan mengelola harta ( tanggung jawab) yang dipercayakan.

Bahkan ia (anak) merasa, semua harta yang diberikan ayahnya adalah miliknya, bukan harta yang hanya dipercayakan Tuhan kepadanya.

Dari informasi tersebut terlihat bahwa karakter anak bungsu adalah angkuh, tidak sadar, menuntut hak, tanpa melakukan kewajibannya sebagai anak untuk mengelola dan bertanggung jawab.

Namun kemudian kita mendapatkan bahwa sibungsu (anak) menemukan titik baliknya dengan ia sadar akan apa yang telah diperbuatnya, dan ia merespon kesadaran tadi dengan ia bangkit dan pergi kepada bapaknya. Yang berarti menunjukkan keputusan berbalik dari kejahatan dan dosa.

2.Karakter Bapak, Ay 23-24.

Dari perumpamaan tersebut kita dapatkan gambaran bahwa Bapak adalah pribadi yang selalu setia kepada anak-anaknya walaupun anaknya sudah melakukan hal yang tidak baik, yang mengecewakan, tetapi ia tetap mengasihi. Ay 20.

  1. Si Kakak (Sulung), Ay 28-30

Ada beberapa respon yang ditunjukkan oleh si sulung/kakak, yaitu:

A.Iri hati, dengki, pemarah dan tidak ada kasih.

B.Si kakak melihat si adik sebagai saingan dalam menerima kasih bapak.

Dari ketiga karakter yang ditunjukkan, maka kita mendapatkan 3 pelajaran rohani

1.Pertobatan adalah langkah terbaik dari kehidupan yang gagal. Sebagai manusia yang berdosa jangan malu dan segan untuk bertobat.

2.Ayah merupakan sosok yang menggambarkan Bapa di Surga, Dia adalah pribadi yang akan selalu menerima setiap orang yang mau bertobat. Kasih Bapa tidak akan berubah kualitasnya selalu sama. Kasih Bapa tidak bersyarat namun yang dikehendaki adalah kesungguhan bertobat.

3.Menjadi orang Kristen dewasa adalah dengan tidak menghakimi dan membenci sesamanya. Seburuk apapun kehidupan seseorang tetap layak untuk menerima kasih Bapa. Sebagai orang yang sudah menerima keselamatan lebih dulu haruslah menyatakan buah-buah kebaikan sebagaimana ajaran Yesus. Sebagai kakak seharusnya meneladani Bapak untuk mengasihi dan menolong sang adik agar memiliki kehidupan yang benar.

Dari perumpamaan anak yang hilang mari kita lebih lagi mempertajam diri kita menjadi pribadi yang mau bertobat, mengasihi dan menerima orang lain.