Bekali Kecerdasan Digital Menghadapi Society 5.0

Agustin Teras Narang

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.IDSenator Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustin Teras Narang (Terang) hadir sebagai narasumber pada kegiatan diskusi terkait dengan Pendidikan Berbasis Digital. Kecerdasan digital telah menjadi kebutuhan yang mesti dimiliki oleh generasi penerus kita.

Tidak cukup lagi hanya kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan sosial. Oleh karena itu, penting bagi lembaga pendidikan Kristen, untuk mempersiapkan diri dan memperkuat kemampuannya, dalam menyajikan pendidikan yang berbasis digital.

Teras Narang menceritakan, Rene Descartes pada abad ke-17 mengungkap, dalam segala kondisi, kita harus siap dalam memenuhi kebutuhan kita. Sekarang ini, kebutuhan kita berhubungan dengan digitalisasi, maka kita bersama harus siap untuk memenuhinya.

“Digitalisasi ini, saya sampaikan pada guru-guru dari lembaga pendidikan Kristen yang berada di bawah naungan GKE, dalam rangka peningkatan kemampuan guru, saat melaksanakan pembelajaran interaktif berbasis digital. Saya menekankan, pentingnya kolaborasi dan sinergi dari Departemen Pendidikan Majelis Sinode GKE, bersama tiap lembaga pendidikan dan tenaga pendidik yang ada,” pesan Gubernur Kalteng 2 periode ini, Rabu (19/6) via zoom meeting.

Menurut Bapak Pembangunan Kalteng ini, bagaimanapun, pendidikan berbasis digitalisasi ini penting dikerjakan oleh sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Digitalisasi dalam dunia pendidikan itu penting, tapi lebih penting lagi adalah guru, yang berkemampuan, serta kompeten, dalam memanfaatkan digitalisasi untuk optimalisasi pendidikan.

Tidak hanya itu, tambah Teras Narang, penting juga kita menyiapkan infrastruktur dan akses internet yang berkualitas, untuk menunjang desain pendidikan berbasis digitalisasi. Dibarengi dengan pembagian peran antara lembaga pendidikan, guru, bersama orang tua, untuk mendukung pendidikan berbasis digitalisasi.

“Ada beberapa tantangan yang mesti dapat kita atasi bersama. Mulai dari kesenjangan digital antar tiap individu, dalam mengakses internet. Kemudian, kualitas dan validitas konten yang perlu diperhatikan, agar tidak terjadi penyebaran informasi yang keliru. Berkaitan dengan privasi dan keamanan data agar bisa terjaga. Kesiapan guru dalam menyiapkan pendidikan berbasis digital. Keterampilan digital, tidak menghilangkan fokus pada keterampilan non digital, seperti keterampilan berpikir kritis hingga keterampilan sosial lainnya,” pesan Ketua Pengurus Yayasan PGI Cikini ini.

Kolaborasi dan sinergi, harap teras Narang, seluruh tantangan ini akan dapat diatasi, agar lembaga pendidikan Kristen di bawah naungan GKE, dapat menguasai pendidikan berbasis digital, dengan kemampuan menunjukkan ciri, dan karakter khas lulusan yang dihasilkan oleh layanan pendidikannya.

Teras Narang kembali menceritakan, kebetulan sedang berada di Jepang, dan menyaksikan kemajuan negara ini. Mengingatkan sejarah kebangkitan Jepang, pascabom atom yang menghancurkan Nagasaki dan Hiroshima dalam perang dunia II. Bom atom itu menjatuhkan posisi bangsa Jepang. Kaisar Hirohito pertama-tama bukan mencari berapa jenderal yang tersisa, tetapi berapa guru yang masih ada.

Pemimpin Jepang itu melalui guru-guru menunjukkan, bangsa yang jatuh hancur lebur sekalipun, bisa bangkit lewat pendidikan. Kini, Jepang tidak hanya bangkit, tapi juga menjadi negara maju, termasuk secara teknologi. Bahkan menjadi pionir Society 5.0, yang merupakan konsep integrasi kemajuan teknologi dan peradaban manusia.

“Seluruh insan pendidik GKE, perlu menyadari peran pentingnya sebagai kunci kemajuan, termasuk dalam digitalisasi pendidikan, maupun digitalisasi seluruh bidang kehidupan. Belajar dari kebangkitan Jepang yang mengandalkan peran guru, dalam merevolusi dunia pendidikan mereka, mari bersama kita berikan yang terbaik untuk kemajuan dunia pendidikan GKE. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” tutup Teras Narang. ist/ded