Ekobis  

Pasar Sepi, Pedagang Harus Permudah Konsumen

Fitria Husnatarina Pengamat Ekonomi/Dosen FEB UPR

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Sepinya konsumen atau pembeli yang berbelanja di Pasar Besar Palangka Raya selama seminggu terakhir, menyebabkan sejumlah pedagang mengeluh karena turunnya pendapatan. Hal ini juga berimbas pada juru parkir yang pendapatannya ikut berkurang.

Fenomena tersebut mendapat sorotan dari Pengamat Ekonomi sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya (UPR) Fitria Husnatarina. Ia menyebut, sepinya pembeli di Pasar Besar Palangka Raya bisa saja disebabkan beberapa faktor.

“Kita melihat pola pembelian dari masyarakat. Sekarang lebih cenderung mencari platform-platform yang memudahkan mereka dalam berbelanja, sehingga secara fisik tidak perlu berbelanja. Ini bisa menjadi salah satu hal yang menyebabkan sepinya pembeli di Pasar Besar,” ungkap Fitria saat dihubungi Tabengan, Rabu (3/7).

Menurutnya, ketika kemudahan berbelanja itu tersedia, masyarakat akan lebih memilih perpindahan dari sebelumnya ke pasar untuk mencari bahan-bahan tertentu di rumah tangga, kemudian beralih dengan memesan belanja bapok dan diantarkan di rumah.

“Apa yang menjadi fenomena ini juga ada beberapa hal, walaupun memang kita tidak bisa menjustifikasi (pembenaran) itu sebagai bentuk yang menyebabkan peralihan membeli dari pasar besar,” bebernya.

Menurutnya, saat ini ada beberapa pola-pola fresh market yang berbentuk ritel seperti Alfamart dan Indomaret serta toko-toko lain yang menyediakan juga seperti di pasar.

“Di sana juga ada sayur, ikan dan bumbu-bumbu lainnya tersedia dalam bentuk yang bisa buka sampai malam dan dalam kondisi ruangan yang bersih sejuk dan ber-AC,” tuturnya.

Sehingga, kata Dosen FEB UPR ini, dengan bahan-bahan pokok tersebut masih fresh itulah yang bisa saja menggeser aktivitas atau pola pembelian dari masyarakat menjadi beralih kepada hal-hal yang memudahkan.

Selain itu, kata Fitria, saat ini kita melihat beberapa hal lain misalnya tumbuhnya toko-toko atau warung yang menjual sayur-sayur segar.

“Di sisi lain juga pekerjaan sebagai tukang sayur keliling itu juga marak dan menjadi bagian dari salah satu menjawab kebutuhan masyarakat untuk tidak harus ke pasar,” jelasnya.

Fitria mencontohkan, dalam wilayah dekat tempat tinggalnya itu berkali-kali penjual sayur itu berkeliling, entah itu di pagi hari dan juga siang hari. Itu menurutnya salah satu hal juga yang memudahkan pembeli.

Lebih lanjut, kata Fitria, saat ini marak penjual katering rumahan juga menjadi bagian dari masayarakat bagaimana sekarang sudah mulai bergeser kebutuhannya.

“Karena ada faktor kesibukan di kantor yang tidak sempat untuk memasak bagi anak yang membutuhkan makanan cepat jadi salah satu solusinya adalah membeli makanan rantangan dari katering rumahan,” ujarnya.

Pergeseran yang dialami Pasar Besar Palangka Raya yang tampak atau terlihat sepi itu, kata dia, harus bisa membaca kebutuhan dari masyarakat.

“Hal tersebut sudah mulai menggeserkan pilihannya seperti apa, sehingga memilih alternatif lain dan itu pasti bisa saja ada hal yang hilang dari aktivitas pasar besar,” katanya.

Tetapi, dengan sepinya Pasar Besar juga bisa menyebabkan ada bidang pekerjaan lain muncul, sehingga peluang lainnya bermunculan yang ternyata menggantikan peran pasar sebagian.

“Lalu, apa yang harus dilakukan? Tentunya ketika kita ingin menarik kembali konsumen untuk belanja di Pasar Besar lagi dengan konteks yang sama seperti pola sebelumnya. Tentunya kita harus memperbaiki pola seperti infrastruktur pasar, kebersihan, keteraturan, kerapihan dan kemudahn transaksi,” tuturnya.

Memberikan kemudahan kepada konsumen bisa saja dilakukan dengan para pedagang di sana harus menyediakan QRIS pembayaran online sebagai salah bentuk pembayaran dan itu harusnya difasilitasi sebagai bentuk dari ekspansi strategi pasar besar.

“Maka dari itu bagaimana penjual sayur di Pasar Besar mengemas lebih praktis jualannya. Misalnya sudah menyiapkan sayuran yang sudah dipacking dan sudah diproses sedemikian rupa, sehingga tidak menyulitkan lagi konsumen dalam berbelanja,” tambahnya lagi.

Menurutnya, dengan melakukan perubahan pola-pola dan membenahi hal-hal untuk memudahkan konsumen itu dapat menjawab fenomena sepinya Pasar Besar.

“Maka dari itu pedagang atau pengelola pasar menjawab sepinya Pasar Besar dengan melakukan perbaikan sehingga para konsumen tidak beralih ke tempat lain. Karena saat ini yang perlu dijawab adalah kemudahan untuk konsumen dalam berbelanja di Pasar Besar,” tutupnya. rmp