Pj Bupati Pulpis Hadiri Ritual Mamapas Manyadingen Lewu

HARGAI ADAT-Pj Bupati Pulpis Hj Nunu Andriani saat menghadiri ritual Mamapas Manyadingen Lewu, bertempat di halaman Kantor Damang Kepala Adat, Kecamatan Kahayan Hilir, Sabtu (10/8). TABENGAN/YAKIN

PULANG PISAU/TABENGAN.CO.ID – Kedamangan Kahayan Hilir menggelar ritual Mamapas Manyadingen Lewu di halaman Kantor Damang Kepala Adat, Kecamatan Kahayan Hilir, Sabtu (10/8). Penjabat (Pj) Bupati Pulang Pisang (Pulpis) Hj Nunu Andriani melihat langsung prosesi untuk ritual dan sekaligus melepas tim Basir Balian untuk melaksanakan ritual Mamapas Manyadingen Lewu Sabtu, di beberapa titik yang ditentukan.

Nunu menyampaikan, ritual itu mengandung makna untuk membersihkan dan menyucikan lingkungan alam atau kampung dari pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan. Sehingga nantinya tercipta kondisi yang aman, damai, sejahtera serta keselamatan bagi seluruh umat manusia.

Nunu menyebut Mamapas Lewu menjadi salah satu kearifan lokal di Kalimantan Tengah, termasuk di Pulpis. Fungsinya untuk membersihkan alam lingkungan hidup (Petak Danum) dan melindunginya dari berbagai ancaman.

“Misalnya kesialan, wabah penyakit, serta hal buruk lainnya, yang muncul oleh kelalaian manusia maupun roh-roh gaib,” kata Nunu.

Hj Nunu menambahkan, pihaknya berharap agar ritual Mamapas Lewu tetap dilestarikan. Terutama untuk memelihara identitas budaya, menjaga dan merawat identitas budaya yang kaya dan unik menjadi warisan budaya berharga bagi generasi mendatang.

Selain itu juga menjaga keseimbangan alam dan lingkungan, agar dapat mempertahankan hubungan yang harmonis dengan alam, lingkungan serta menjaga ekosistem alamiah.

“Saya mengharapkan, agar ritual Mamapas Lewu tetap dilestarikan khususnya di Kabupaten Pulang Pisau, Bumi Handep Hapakat menjadi kegiatan agenda tahunan,” pungkasnya.

Senada dengan Hj Nunu, Damang Kecamatan Kahayan Hilir Idon Y Riwut menambahkan, ritual Mamapas Manyadingen Lewu merupakan perwujudan tatanan kehidupan masyarakat Dayak dalam berinteraksi dengan komunitas sesama yang merupakan gambaran kehidupan suku Dayak dalam menjalin persatuan atau falsafah Huma Betang.

“Acara ini juga untuk menjalin silaturahmi antara sesama warga sekaligus merupakan perwujudan dari kerukunan, dan untuk ritualnya dilaksanakan oleh Basir Balian Agama Kaharingan,” beber Idon.

Lebih lanjut, Idon berharap kepada Pemerintah Daerah ritual mamapas lewu menjadi agenda tahunan, agar menjadi daya tarik wisata.

Turut hadir dalam acara tersebut Kapolres Pulpis AKBP Mada Ramadita, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Pulpis Tony Harisinta dalam hal ini diwakili oleh Wakil Ketua I DAD Pulpis Usis I Sangkai, Kepala Perangkat Daerah lingkup Pemkab Pulpis, Camat Kahayan Hilir serta unsur Tripika, Damang, Kepala Adat dan tokoh masyarakat. c-mye