PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), dr. Riza, mengonfirmasi bahwa hingga saat ini belum ditemukan kasus cacar monyet di wilayah Kalimantan Tengah.
Meskipun demikian, pihak Dinas Kesehatan Kalteng tetap meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap potensi penyebaran penyakit ini.
Riza mengatakan sebagai langkah antisipasi, Dinkes Kalteng melakukan pemantauan melalui aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Aplikasi ini digunakan untuk mendeteksi dini dan merespons cepat potensi penyebaran penyakit menular, termasuk cacar monyet yang disebabkan oleh virus monkeypox.
“Dalam rangka pencegahan, kami menggunakan aplikasi SKDR untuk memantau perkembangan kasus di lapangan. Dengan aplikasi ini, kita bisa lebih cepat merespons jika ada laporan gejala atau kasus yang dicurigai,” ujar dr. Riza.
Diketahui, kasus cacar monyet pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 2022. Sejak saat itu, jumlah kasus di Indonesia mengalami peningkatan. Hingga tahun 2024, tercatat sebanyak 88 kasus cacar monyet. Rinciannya, pada tahun 2023 terdapat 73 kasus, dan di tahun 2024 hingga saat ini telah dilaporkan 14 kasus.
Meskipun belum ada kasus yang dilaporkan di Kalimantan Tengah, dr. Riza mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan diri serta lingkungan. Ia juga menyarankan agar masyarakat segera melaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala yang mencurigakan, seperti ruam kulit yang tidak biasa, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
“Dengan kewaspadaan dan kerjasama dari semua pihak, kita berharap dapat mencegah masuknya penyakit ini ke wilayah Kalimantan Tengah,” tutup dr. Riza.ldw