Orang yang Tak Dapat Mengendalikan Diri Adalah Seperti Kota yang Roboh Temboknya (Amsal 25:28)

Oleh: Mikha Nataliani A
GBI POS PI MUTIARA MAS

Dibutuhkan Kerendahan Hati untuk Dapat Mengendalikan Diri

Saudara yang terkasih di dalam Tuhan, seringkali kita melihat dan menjumpai banyak orang-orang percaya yang hidupnya tidak bisa menjadi teladan dan terang Kristus, bahkan menjadi batu sandungan, sehingga menghambat orang lain datang kepada Tuhan.
Mereka biasanya memiliki kebiasaan yang kurang terpuji dan mudah marah, ucapan yang sia-sia serta tidak dapat terkontrol, suka membicarakan orang lain dengan hal-hal yang tidak baik, menghakimi dan lain sebagainya, karena kedagingan mereka masih sangat amat dominan, sehingga mereka tidak mampu untuk mengendalikan diri.
Pengendalian atau penguasaan diri adalah sebuah sikap dan prinsip yang tegas serta tidak ingin dikuasai oleh keinginan-keinginan duniawi, atau tidak akan mau berkompromi terhadap segala perkara yang akan berlawanan dengan kebenaran.
Pengendalian diri berkenaan dengan komitmen seseorang untuk hidup benar, membangun kebiasaan-kebiasaan yang baik disertai tekad dan keinginan untuk meninggalkan serta menanggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang akan membawa seseorang semakin menjauh dari jalan Tuhan.
Memiliki pengendalian diri berarti berani berkata “tidak” terhadap segala hal yang bersifat kefasikan dan keduniawian.
Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah didalam dunia sekarang ini.
(Titus 2:12)
Oleh karena itu saudaraku, untuk dapat mengendalikan diri, dibutuhkan kemauan, tekad, semangat dan usaha yang keras serta sungguh-sungguh karena *roh memang penurut, tetapi daging lemah*. Pengendalian diri penting sekali bagi orang percaya karena merupakan syarat utama dalam mengikut dan mengiring Yesus.
Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”.
(Matius 16:24)
Sebagai orang-orang percaya sudah seharusnya kita mampu mengendalikan diri dan menawan segala pikiran dan keinginan kita kepada kehendak Tuhan. “Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus”.
(2 Korintus 10:5b)
Ketika kita mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan sekalipun, bahkan ditengah situasi sulit dalam menghadapi orang-orang yang terkadang Tuhan ijinkan untuk membentuk dan menguji iman kita, harusnya memampukan kita untuk menunjukkan sikap pengendalian diri dan tetap memegang teguh nilai-nilai iman, sehingga melalui sikap dan perbuatan kita orang lain tidak lagi tersandung, bahkan kita akan menjadi batu penjuru.
“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak”.
(1 Korintus 9:27)
Mari saudaraku, mulai pagi hari ini kita mau sama-sama belajar untuk memahami bahwa, apa pun masalah yang kita hadapi, tetaplah kendalikan serta kuasai diri kita dalam segala keadaan, agar melalui perbuatan kita, terang Kristus nyata sehingga banyak orang datang mencari Tuhan dan nama Tuhan semakin dipermuliakan, karena sesungguhnya Dia begitu mengasihi saudara.
Kuasailah diri kita dalam segala keadaan.