BAHAJAT-Doa untuk Keberhasilan Willy-Habib

3. FOTO ISTIMEWA UCAPAN SYUKUR- Relawan, simpatisan, dan pendukung Willy-Habib menggelar doa sekaligus ucapan syukur atas pencalonan Willy-Habib, Selasa (17/9) di Palangka Raya

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Para relawan, simpatisan, organisasi masyarakat, dan pendukung pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Willy Midel Yoseph dan Habib Ismail bin Yahya, menggelar acara “Bahajat“, Selasa (17/9) di Palangka Raya.

Acara ini merupakan bentuk dukungan doa dan permohonan, agar pasangan calon yang memiliki visi Kalteng HARMONIS (Harati, Amanah, Religius, Maju, Optimis, Nasionalis, Indah, dan Sejahtera) ini, terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan berlangsung pada November mendatang.

Ketua Umum DPP Betang Mandau Talawang Kalimantan Tengah (BMT-KT) Kristianto D. Tunjang menjelaskan, acara Bahajat ini merupakan bagian dari tradisi yang selalu dilakukan, saat mereka tengah berjuang untuk mendukung seseorang menjadi pemimpin.

“Kami ke Pasah Patahu untuk penjaga kami, agar apa yang masyarakat inginkan dapat tercapai,” ujarnya, Selasa (17/9).

Lebih lanjut, Kristianto menegaskan, pasangan Willy-Habib memiliki figur yang tepat untuk memimpin Kalteng. Visi HARMONIS yang diusung, mencerminkan kemampuan mereka dalam mengayomi masyarakat.

“Harapan kami, apa yang disampaikan dan diinginkan masyarakat Kalteng, bisa direalisasikan, terutama dalam pelestarian budaya lokal,” tambahnya.

Oleh sebab itu, Kristianto berharap, pasangan Willy-Habib, dengan jargon “Tuh Iye Bro”, dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat Bumi Tambun Bungai, terutama dalam menjaga, dan melestarikan budaya Dayak.

Kristianto menyebut, saat ini, budaya lokal seperti rumah Betang dan adat istiadat sering kali terabaikan. Selain persoalan budaya, para pendukung Willy-Habib juga menaruh harapan besar pada pasangan ini, untuk menyelesaikan berbagai persoalan sengketa lahan yang sering menimpa masyarakat, khususnya sengketa dengan perusahaan perkebunan.

Kristianto mengungkapkan, banyak masyarakat adat yang hak-haknya telah dirampas, bahkan kerap berhadapan dengan aparat kepolisian dalam memperjuangkan hak mereka.ded