PALANGKA RAYA/tabengan.com – Banjir di jalur jalan Palangka Raya-Bukit Rawi, Kabupaten Pulang Pisau, masih terlihat tinggi. Hanya saja antrean kendaraan berbeda dari 2 hari sebelumnya. Antrean tidak terlihat banyak, namun masih ada yang nekat, sehingga tak jarang ada yang mogok di tengah genangan banjir.
Berkurangnya antrean kendaraan di lokasi tersebut, karena banyak yang mengalihkan rutenya baik dari Palangka Raya-Bukit Rawi maupun sebaliknya. Para pengendara khususnya roda empat yang tak ingin mengambil resiko mogok, terpaksa mengalah untuk menempuh jalur yang cukup jauh dengan melewati Banjarmasin, Kalsel.
Sementara untuk kendaraan roda dua, masih banyak yang terlihatuntuk menggunakan layanan jasa fery penyeberangan tradisional yang dimuat warga sekitar. Menurut informasi dilapangan, sekali lewat para pengendara roda dua dipungut sebesar Rp50 ribu.
Menurut Aslan, salah seorang pengendara roda dua, terpaksa menyeberang menggunakan jasa fery penyeberangqn tradisional ini agar perjalanannya ke wilayah Barito lebih efektif. “Jika saya melewati wilayah Kalsel, lumayan jauhnya, bisa selisih 5-6 jam, jadi lebih baik tetap lewat di jalur ini biar lebih dekat,” ungkapnya, Selasa (1/5).
Seperti diketahui, dengan tergenangnya jalur jalan Palangka Raya-Bukit Rawi ini, tentu menghambat perjalanan masyarakat dari Palangka Raya menuju 5 kabupaten seperti Pulang Pisau, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Timur, dan Barito Utara.
Tak hanya kelancaran arus masyarakat saja, perjalanan transportasi jalur ekonomi juga terganggu tentu ini juga bisa berpengaruh pada harga-harga kebutuhan pokok. Jika hal ini tak segera di antisipasi dengan cepat, maka masyarakat yang akan menerima dampak kenaikan harga sembako naik akibat banjir ini.
Sekolah Diliburkan
Banjir yang melanda beberapa Kabupaten di Kalteng juga melanda di beberapa kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau, seperti Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau. Banjir kiriman dari DAS Kahayan juga melanda Desa Tanjung Taruna, Kecamatan Jabiren Raya sejak kemarin sore. Bahkan hingga sekarang ini, ketinggian debit air semakin naik.
Dampak dari banjir kiriman ini, akhirnya meliburkan beberapa sekolah di Tanjung Pusaka, Desa Tanjung Taruna. Hal ini di katakan Kepala Desa Tanjung Taruna Udin Agon, Selasa (1/5), bahwa ada beberapa sekolah yang terpaksa diliburkan yakni SDN 1 Tanjung Taruna, SDN 1 Tanjung Pusaka, SMP Sehat Ap Jabiren Raya.
“Terpaksa untuk Desa Tanjung Taruna, aktivitas saat ini diliburkan, sementara melihat kondisi banjir,” ujar Udin Agon, kemarin.
Diketahui, dampak dari banjir ini, sedikitnya ada 4 rumah milik warga tergenang air.”Luapan air dari DAS Kahayan ini sudah menggenangi 4 rumah warga di Desa Tanjung Taruna sejak kemarin,” kata Anggota Babinkabtibmas Brigadir Dodi, Senin (30/4).
Dodi mengatakan, hasil pantauan pihaknya dilapangan banjir kiriman itu datang sejak kemarin sore. Diperkirakan, air akan mulai naik hingga malam hari. Karenanya, kata Dodi, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat agar selalu waspada dan melakukan langkah antisipasi ketika ketinggian air mulai naik. ” Kita mengingatkan kepada masyarakat agar selalu waspada dalam menghadapi banjir kiriman ini, ” ucapnya.
Kades Tanjung Taruna, Udin Agon mengatakan, beberapa wilayahnya sudah digenangi air. Oleh karena itu, pihaknya mengintruksikan kepada seluruh warganya agar tetap waspada dan hati-hati serta berjaga-jaga dengan kondisi sekarang ini.
Melihat debit air yang bertambah naik, dan aktifitas warga yang mulai terganggu, pihaknya berharap agar Pemkab Pulang Pisau segera turun tangan untuk melakukan langkah antisipasi untuk membantu warga masyarakat yang terdampak banjir.
“Tentu kita harapkan pemerintah daerah melalui dinas terkait, untuk segera turun tangan membantu warga yang terdampak banjir,” tandasnya.yoh/c-mye