UPR TRANSFER TEKNOLOGI -Slamet: Meningkatkan Nilai Ekonomis Buah

PENYERAHAN-Ketua Tim Pengabdian UPR Rokiy Alfanaar menyerahkan alat, Sabtu (21/9) di Palangka Raya. FOTO ISTIMEWA

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Tim dosen dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Palangka Raya (UPR), kembali melaksanakan program pengabdian masyarakat yang inovatif, di Agrowisata pak Slamet Riyadi, Kereng Bangkirai, Palangka Raya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis buah, melalui transfer teknologi vacuum frying.

Pembicaraan awal dimulai pada Maret 2024, dilanjutkan dengan komunikasi dan konsultasi kondisi agrowisata pada Juni 2024, dan pemberian alat vacuum frying pada 21 September 2024, dengan Hibah BIMA Kemendikbudristek No Kontrak: 1018/UN24.13/AL.04/2024.

Program pengabdian ini dipimpin oleh Ketua Tim Pengabdian Rokiy Alfanaar S.Si, M.Sc, bersama dosen lainnya dari FMIPA UPR, dan dibantu oleh mahasiswa. Agrowisata pak Slamet, mitra dalam program ini, merupakan usaha yang berfokus pada pengolahan buah lokal. Dengan adanya teknologi vacuum frying, diharapkan kualitas pengolahan buah dapat ditingkatkan sehingga nilai ekonomis buah-buahan tersebut juga meningkat.

Menurut Rokiy, teknologi vacuum frying bekerja dengan menggoreng buah dalam kondisi vakum, sehingga suhu penggorengan dapat lebih rendah dari metode konvensional. Hal ini penting, karena dapat menjaga kualitas buah, sehingga tidak terlalu rusak, dan masih memiliki nilai gizi yang tinggi. Buah yang diolah dengan vacuum frying juga memiliki tekstur dan rasa yang lebih baik, sehingga lebih menarik bagi konsumen.

“21 September 2024, alat vacuum frying diserahkan kepada Agrowisata pak Slamet Riyadi. Penyerahan ini merupakan bagian dari upaya untuk mendukung mitra, dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas pengolahan buah. Proses penyerahan alat dan transfer teknologi berlangsung secara lancar, dengan sambutan hangat dari pihak mitra. Para dosen dari FMIPA UPR juga memberikan pelatihan, tentang penggunaan dan perawatan alat vacuum frying kepada para pekerja di agrowisata,” urai Rokiy, Sabtu (21/9) di Palangka Raya.

Penggunaan alat vacuum frying ini, lanjut Rokiy, diharapkan dapat meningkatkan nilai jual buah yang diolah, sehingga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi Agrowisata pak Slamet. Selain itu, mempertahankan nilai gizi buah, produk yang dihasilkan juga akan lebih sehat dan berkualitas tinggi, yang dapat meningkatkan daya saing di pasar.

Keberhasilan program ini menunjukkan, kata Rokiy, pentingnya kolaborasi antara universitas dan sektor agrowisata, dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Teknologi yang lebih modern dan efisien, pengelolaan buah di Agrowisata pak Slamet diharapkan dapat menjadi contoh bagi usaha agrowisata lainnya di daerah tersebut.

Transfer teknologi vacuum frying untuk Agrowisata pak Slamet ini, jelas Rokiy, langkah maju dalam upaya meningkatkan nilai ekonomis buah, dan kesejahteraan masyarakat. Kualitas buah yang lebih baik, dan nilai gizi yang tetap terjaga, diharapkan produk olahan buah dari Agrowisata pak Slamet dapat semakin diminati oleh konsumen, mendukung perekonomian lokal, serta menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat sekitar.ist