PALANGKA RAYA/tabengan.com – Rusaknya akses menuju Kurun Kabupaten Gunung Mas dari, mendapat sorotan serius kalangan DPRD Provinsi. Wakil rakyat dari Dapil I yang meliputi Palangka Raya, Katingan, dan Gunung Mas DR P Lantas Sinaga berharap mesti ada penanganan sementara, agar akses itu bisa dilalui pengendara.
“Titik yang benar-benar sangat parah ada di Desa Teluk Nyatu, Kecamatan Kurun. Ini salah satu jalur yang mestinya harus segera ditangani sementara. Pasalnya kendaraan baik dari arah Kurun ataupun Palangka Raya, sulit melewati akses tersebut,” ujarnya kepada awak media, ketika ditemui di ruang kerjanya belum lama ini.
Ditambahkannya memang jalur itu rencananya akan ditangani, pada program multiyears 2018. Sebut saja pengerjaan jalur Bawan-Kurun dengan anggaran Rp 60 milyar. Kendati menuju tahap pengerjaan, paling tidak ada pembenahan serta perbaikan sementara, agar akses menuju kedua daerah tidak terhambat.
Pasalnya para pengendara yang menuju ke Kurun ataupun sebaliknya, akan mengalami hambatan di titik tersebut. Bahkan dari kondisi yang ada, terjadi antrian yang cukup panjang akibat sulitnya kendaraan melewati jalur rusak itu.
Dirinya yang juga sempat melewati jalur itu dalam reses perseorangan belum lama ini, mengakui kesulitan dan terpaksa mengambil jalur alternatif lainnya.
“Sebagian masyarakat terpaksa mengambil jalur melewati Desa Tumbang Hakau, yang nantinya memanfaatkan jasa ferry penyeberangan menuju ke wilayah Kurun,”” ujar Anggota Komisi A tersebut.
Artinya mau tidak mau para pengendara harus rela mengeluarkan kocek yang sedikit mahal, serta jarak tempuh yang sedikit lebih jauh dari pada melewati wilayah Teluk Nyatu. Legislator dari Partai Hanura itu mengatakan, kondisi kerusakan beberapa minggu yang lalu juga sudah lumayan parah.
Saat ini dari informasi di lapangan, tampaknya kerusakan mulai tidak bisa ditolerir, dan harus ada tindaklanjut di lapangan. Terkait itu dirinya mengaku prihatin atas lambatnya penanganan sementara, yang harusnya dilaksanakan dalam waktu cepat.
Pasalnya terkadang ketika sudah rusak parah, baru ada aksi perbaikan ataupun pembenahan di lapangan.
Padahal persoalan semacam itu kerap menjadi usulan bahkan aspirasi masyarakat, ketika reses ataupun kunjungan dalam daerah beberapa waktu ini. Bahkan disampaikan secara terbuka, dalam forum paripurna pembacaan hasil laporan reses, bersama eksekutif dan legislatif.
“Maka untuk itu kita harapkan agar tindaklanjut dari laporan reses, tidak hanya menjadi laporan yang dibacakan saja. Namun benar-benar direalisasikan serta diwujudkan. Apalagi reses yang dilaksanakan berkonsep turun ke lapangan, dan menyerap aspirasi di lingkup masyarakat setempat,” ujar Wakil Ketua FKUB Kalteng itu mengakhiri. drn