Ekobis  

Ekspor Tambang Kalteng Turun 34,33 Persen

PAPARAN-Kepala BPS Kalteng Agnes Widiastuti menyampaikan paparan di kantornya, Selasa (1/10). TABENGAN/RISAE

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Nilai ekspor Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustus 2024 pada sektor pertambangan mengalami penurunan sebesar 34,33 persen dibanding Juli 2024 (m to m). Atau turun sebesar 32,44 persen bila dibanding Agustus 2023 (y on y).

Penurunan ekspor sektor pertambangan ini dipengaruhi turunnya permintaan batu bara ke sejumlah negara seperti Jepang, India dan Tiongkok maupun Eropa.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Agnes Widiastuti menjelaskan, penurunan nilai ekspor batu bara Kalteng disebabkan beberapa faktor, perubahan kebijakan luar negeri, dimana mulai mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan beralih ke bahan bakar terbarukan.

“Selain itu, penurunan permintaan batu bara juga disebabkan sejumlah negara Eropa saat ini tengah alami musim panas, yang artinya tidak menggunakan batu bara untuk bahan bakar alat pemanas ruangan,” kata Agnes saat menyampaikan berita resmi statistik kepada sejumlah media di ruang vicom BPS Kalteng, Selasa (1/10).

Ia juga Agnes memaparkan, nilai ekspor hasil tambang memiliki kontribusi paling besar (66,39 persen) terhadap total nilai ekspor Kalteng. Selain batu bara, komoditas utama ekspor tambang selama Agustus 2024, di antaranya bijih zirconium, niobium dan tantalum, bijih titanium dan lignit.

Sementara untuk nilai ekspor hasil industri pengolahan Kalteng, Agustus 2024 mencapai US$77,39 juta dan memberi kontribusi sebesar 33,13 persen terhadap total nilai ekspor.

Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ekspor hasil industri mengalami peningkatan senilai US$42,70 juta atau naik sebesar 123,09 persen.

Komoditas utama ekspor hasil industri pengolahan Kalteng, minyak kelapa sawit, kayu lapis, kayu olahan, karet remah serta bungkil dan residu.

“Keseluruhan ekspor Kalteng, Agustus 2024 merupakan komoditas non migas dengan nilai mencapai US$233,61 juta atau mengalami penurunan sebesar 13,76 persen dibanding Juli 2024 yang tercatat US$270,89 juta,” beber Agnes.

BPS Kalteng juga mencatat, periode September 2024, terjadi inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,45 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,60.

“Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sukamara sebesar 1,98 persen dengan IHK sebesar 107,19 dan terendah di Kabupaten Kapuas sebesar 1,24 persen dengan IHK sebesar 105,84,” ungkapnya.

Sementara, Asisten II Sekda Kalteng Sri Widanarni mengharapkan, data-data yang disampaikan BPS Kalteng dapat menjadi bahan evaluasi ke depannya.

“Kita berharap melalui data-data ini, bagaimana ekonomi dan pembangunan di Kalteng dapat sesuai dengan apa yang diharapkan,” kata Sri.

Sri menambahkan, inflasi Kalteng periode September 2024 ini masih dalam kategori inflasi ideal bahkan masuk inflasi terendah urutan 4 secara nasional. rca