SAMPIT/TABENGAN.CO.ID-Calon bupati Kotim, Halikinnor dan wakil bupati Kotim Irawati atau yang lebih dikenal dengan pasangan HARATI, mendukung penuh keinginan masyarakat untuk membangun sebuah masjid megah di wilayah selatan. Rencananya masjid ini nantinya sekaligus menjadi ikon daerah selatan yang dikenal dengan kota religius itu.
“Bagus usulan ini, ajukan proposalnya nanti pemerintah daerah tentu akan ikut membantu pembangunannya. Minta konsultan yang mendesainnya supaya semua bagus,” kata Halikinnor semangat, Senin (21/10).
Hal itu disampaikan Halikinnor saat bersilaturahmi dengan warga Desa Jaya Karet Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Dukungan itu disampaikannya menjawab aspirasi warga setempat yang ingin membangun sebuah masjid yang bagus dan diharapkan bisa menjadi ikon kebanggaan wilayah selatan, khususnya Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
Selama ini wilayah selatan yang meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut dikenal sebagai daerah agamis. Di wilayah ini banyak terdapat pondok pesantren dan telah banyak melahirkan tokoh-tokoh agama Islam.
Warga mengusulkan pembangunan masjid di Desa Jaya Karet karena menjadi pintu gerbang memasuki Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Warga sudah menyiapkan lahan, bahkan sudah memulai pembangunan fondasi masjid tersebut.
Halikinnor mendukung keinginan warga membangun masjid yang bagus dan bisa menjadi tujuan untuk singgah, serta objek wisata religi. Ini dinilai sangat positif karena akan membawa nilai-nilai yang baik bagi masyarakat.
Saat ini Halikinnor menyatakan dirinya masih cuti dari jabatannya sebagai bupati karena sedang berkampanye untuk pencalonannya yang kedua kali sebagai bupati.
Dia berjanji akan menindaklanjuti usulan ini setelah dia selesai cuti nanti. Dia mempersilahkan masyarakat menyampaikan proposal usulan pembangunan masjid tersebut, sebagai dasar pemerintah daerah membahas rencana bantuan anggarannya.
“Wilayah selatan ini kan ibaratnya ‘Serambi Mekah’ di Koti ini. Kita harus mendukung usulan ini karena ini untuk keagamaan dan positif,” ujarnya
Terkait pembiayaan, Halikinnor mengatakan bahwa perlu partisipasi semua pihak yakni pemerintah daerah melalui APBD, masyarakat dan swasta. Mengingat dana yang diperlukan diperkirakan cukup besar, keterlibatan dunia usaha sangat diharapkan untuk membantu.
“Pemerintah bisa membangun fisik, tapi membangun mental dan spiritual itu peran tokoh agama dan masyarakat. Pecandu narkoba saja, kalau dipenjara atau rehabilitasi, bisa balik lagi kalau jiwanya tidak sembuh betul,” ujar Halikinnor.
Halikinnor menambahkan, berbagai program bidang agama Islam sudah dijalankan dan akan ditingkatkan, di antaranya bantuan insentif untuk guru ngaji, fadhu kifayah, rumah ibadah dan lainnya. (MS)