PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Bencana banjir yang melanda Kabupaten Murung Raya (Mura) mulai surut dan sebagian besar pengungsi kembali ke rumahnya masing-masing. Meski demikian, ribuan warga terdampak banjir itu masih membutuhkan bantuan.
Bahkan, Pj Bupati Mura Hermon telah menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari, 21-27 Oktober 2024. Banjir setinggi 10 meter yang sempat merendam ribuan rumah penduduk hingga atap, serta menghambat infrastruktur jalan, tentu menyisakan banyak persoalan.
Banjir di Mura terjadi sejak Senin (21/10) malam lalu, ketika Sungai Barito meluap dan airnya merendam sejumlah desa di bantaran sungai tersebut. Sebanyak 11.671 KK atau 37.918 jiwa di tujuh kecamatan terdampak, dan ratusan jiwa mengungsi di tempat ibadah.
Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Mura Fitrianul Fahriman mengungkapkan, jalan dalam Kota Puruk Cahu yang sebelumnya sempat terendam banjir kini juga sudah bisa dilewati. Sehingga penyaluran logistik kebutuhan korban terdampak banjir lebih mudah. Meski sebagian pengungsi telah kembali ke rumahnya, masih ada korban lainnya yang masih tinggal di tenda pengungsian.
“Warga yang berada dalam penampungan tetap mendapatkan makanan yang disiapkan dapur umum,” ungkap Fitrianul, Rabu (23/10).
Ia juga mengatakan, ada juga warga yang membuat lokasi pengungsian sendiri dan tak melaporkannya kepada BPBD. Hal tersebut membuat petugas kesulitan untuk memberikan makanan dan kebutuhan lainnya dari dapur umum. “Selama warga melaporkan tetap diupayakan dibantu melalui dapur umum yang tersedia,” ujarnya.
Sementara itu, Alpius Patanan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBPK Kalteng menyebut, jumlah pengungsi mulai berkurang mengingat banjir mulai surut. “Banjir mulai surut, dan yang mengungsi sudah sebagian besar kembali ke rumah,” ucapnya.
Sampai saat ini BPBPK Kalteng mencatat, sebanyak 7 kecamatan dan 50 kelurahan/desa terdampak banjir di Mura. Banjir tersebut sudah menggenang sejak 18 Oktober 2024. Berdasarkan perkembangan data BPBPK per 22 Oktober 2024 kemarin, kedalaman banjir tertinggi mencapai 9,60 meter.
Sebelumnya, warga Desa Juking Panjang, Kecamatan Murung, Siska Suraida (27) menyebut, banjir ini merupakan yang kedua kalinya di tahun ini. Dia juga menyebut, banjir yang masih merendam ribuan rumah di Mura itu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
“Banjir musiman ini memang terjadi tahunan, awal tahun kemaren sekitar Februari dan akhir tahun kadang bisa 3-4 kali, banjir kali ini paling parah dari tahun-tahun sebelumnya yang hampir meratakan semua bangunan,” ujar Suraida.
Menyikapi bencana banjir di Kalteng, Kementerian Sosial (Kemensos) RI mengirimkan bantuan logistik dari Sentra Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk korban banjir di Mura.
Dalam rilis yang disiarkan di Jakarta, Rabu (23/10), bantuan yang disalurkan meliputi 1.600 paket makanan siap saji, 500 paket makanan anak dan 80 paket lauk pauk siap saji. Selain itu, pihaknya juga mengirimkan 150 lembar kasur, 300 lembar selimut, 200 paket family kit serta 200 paket kidsware.
“Saat ini fokus pada penyaluran bantuan ke kelompok rentan terlebih dahulu, kita prioritaskan lokasi yang benar-benar terdampak parah,” kata Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos Masryani Mansyur.
Bantuan lainnya, mencakup 150 paket sandang dewasa, 100 paket sandang anak serta 300 lembar tenda gulung. Adapun untuk kebutuhan tempat tinggal sementara, pihaknya menyediakan 10 unit tenda keluarga dan 3 unit tenda serbaguna yang siap digunakan pengungsi.
Masryani menambahkan, logistik yang dikirimkan cukup untuk memenuhi kebutuhan 1.000 pengungsi hingga tiga hari ke depan. Selanjutnya, ia mengatakan Kemensos akan memberikan dukungan bahan natura dan pendirian dapur umum. rmp