VISI-MISI PASLON Bidang Ekonomi Belum Sentuh Masyarakat

Pakar Ekonomi Kalteng Fitria Husnatarina

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID-Masa kampanye pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) 2024 sudah berjalan selama satu bulan, sejak 25 September 2024 lalu. Dalam lawatan yang dilakukan masing-masing calon, terus menyosialisasikan program kerja dan visi misi dari berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi.

Pengamat Ekonomi Kalteng sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya (FEB UPR) Fitria Husnatarina menyampaikan, selama satu bulan kampanye para paslon sudah berusaha menyampaikan visi misi terkait dengan ekonomi dalam membangun Kalteng.

Fitria menguraikan, terkait visi dan misi dari para paslon yang kemudian menjadi inisiasi dari variabel ekonomi dari program keempat pasangan calon untuk mewujudkan visi tersebut.

Pertama untuk paslon nomor urut 1 Willy M Yoseph-Habib Ismail bin Yahya, Kalteng Harmonis, dengan spesifikasi program kerja yang diimplementasikan dalam sisi ekonomi dengan mempercepat pembangunan ekonomi.

“Yang secara konkret untuk pelaku UMKM, akses investasi yang lebih mudah dan membuka lapangan pekerjaan. Secara umum ini melingkupi terkait percepatan ekonomi yang dilakukan,” kata Fitria kepada Tabengan, Kamis (24/10).

Sementara, paslon nomor urut 2 H Nadalsyah Koyem-H Supian Hadi (SHD) dengan Kalteng Hebat dan Berdaya Saing. “Dengan fokus pada bidang ekonomi untuk produktivitas diwujudkan dengan berwirausaha kemudian dengan digital ekonomi dan teknologi dan dengan kapasitas SDM yang memiliki skil dan membuka ruang investasi,” lanjutnya.

Kemudian, paslon nomor urut 3 H Agustiar Sabran-H Edy Pratowo dengan visi mengangkat harkat martabat Dayak khususnya, dan umumnya Kalteng dan spirit kearifan lokal dengan bingkai NKRI menuju Kalteng Berkah, Maju dan Bermartabat.

“Secara konteks, percepatan ekonomi yang digadang-gadang Agustiar-Edy, membuka konektivitas ekonomi atau membangun infrastruktur. Dalam hal ini ingin membuka konektivitas agar ekonomi dapat melaju,” imbuhnya.

Terkahir, kata Fitria, paslon nomor urut 4 H Abdul Razak-H Sri Suwanto dengan visi terwujudnya Kalteng Amanah. “Ini ekonomi digadang-gadang Razak-Sri dalam perspektif pertumbuhan dengan indikator SDM, adanya lapangan kerja luas dan membuka bagian-bagian dari diferensiasi lapangan kerja,” tuturnya.

Secara keseluruhan dalam konteks visi-misi dari para paslon di bidang ekonomi yang disampaikan dalam kampanye yang berjalan selama satu bulan ini sudah baik. Tetapi, yang disampaikan ke masyarakat masih terkesan normatif.

“Karena ketika kita membaca dan menelisik dari masing-masing paslon kalau kita melihat RPJPM (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah), RPJPD dan bagaiamana pembangunan jangka panjang Kalteng 20 tahun ke depan itu, ada RPJMD yang mengondisikan dalam pembangunan lima tahun kedepan di periode ini,” bebernya.

Dikatakan, selayaknya keempat paslon menggambarkan dari kebutuhan Kalteng, yang konteksnya bagaimana membangun ekonomi sirkuler dan bagaimana membangun ekonomi hijau.

“Selain itu juga bagaimana membangun ekonomi yang berkelanjutan yang tidak lagi menitikberatkan pada sumber daya ekstraktif,” jelasnya.

Yang menjadi PR juga bagi para paslon, bagaimana menumbuhkan masyarakat dengan kemampuan ekonomi yang mengacu pada ekonomi sirkular.

“Lalu, bagaimana juga membangun ekonomi biru atau blue economi dan bagaimana memaksimalkan green economi bisnis dalam konteks investasi. Dimana memastikan para investor betul-betul memiliki grand design dalam produksi mereka, bahkan zero sampah,” tambahnya.

Kemudian, yang harusnya diuraikan dan dijelaskan para paslon untuk membentuk ekonomi Kalteng ke depan. Sehinga itu dapat dilihat dan diterima masyarakat dan bukan bersifat normatif.

“Sehingga memang dari para paslon ini belum terutarakan terkait konsep membangun ekonomi Kalteng kedepan yang belum cukup detail dalam visi-misi para paslon,” jelasnya.

Karena kata Fitria, yang diharapkan bagaimana gambaran yang disampaikan, betul-betul kebutuhan Kalteng. Baik tingkat pertumbuhan ekonomi yang meningkat, kemudian PDB yang tinggi dan meningkat.

“Tetapi mohon diperhatikan betul kompensasi dari pembangunan yang core-nya berbasis pada sumber daya ekstraktif yang memiliki kompensasi bencana,” tambahnya.

Apalagi contoh saat ini Kalteng sedang mengalami banjir dan berulang kali mengalami kekeringan yang mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kemudian Kalteng juga mengalami cuaca ekstrim dan lainnya.

“Inilah yang kemudian terkompensasi yang menyebabkan ekonomi tidak bisa bicara sendiri, tetapi lingkungan juga menjadi bagian besar dalama mempengaruhi ekonomi,” jelasnya.

Sehingga, Fitria berharap, masing-masing paslon itu mengangkat isu ekonomi yang substantif. Baik itu tentang green economy dan blue economy dalam konteks potensinya. “Terutama juga PSN atau program strategis nasional food estate dan PSN yang lain yang berbicara sebuah produksi atau bentuk dari menghasilkan sumber daya makanan, pertanian dan sumber daya kehutanan yang dibentuk dari ekonomi sirkular,” imbuhnya.

Fitria berharap masing-masing paslon juga harus berbicara tentang klasterisasi. Dalam konteks pembangunan dan percepatan ekonomi wilayah timur, tengah dan barat di Kalteng ini memiliki perbedaan terkait kebutuhan ekonomi dan ini penting untuk dipikirkan, diuraikan dan dilkasanakan.

“Sehingga itu tidak hanya disampaikan dalam visi misi tapi diwujudkan tentang klaster ekonomi berdasrkan pembagian wilayah di Kalteng. Agar target pembangunan itu dapat tercapai dan masyarakat dapat merasakan langsung dampaknya,” pungkasnya. rmp