PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Staf Ahli Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko, memimpin Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalteng pada Selasa (12/11). Rapat yang berlangsung di Ruang Rapat Bajakah Lantai II, Kantor Gubernur Kalteng, Rabu (13/11).
Pada kesempatan tersebut, Yuas Elko menyampaikan apresiasi atas langkah-langkah yang telah dilakukan TPID Provinsi Kalteng dan seluruh pemangku kepentingan terkait dalam menjaga inflasi Kalteng tetap terkendali.
“Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga terendah inflasi se-Indonesia yaitu sebesar 1,03% dan sampai saat ini Kalteng masih aman terhadap inflasi,” katanya.
Yuas juga mengatakan sinergi antara semua pemangku kepentingan dalam upaya pengendalian inflasi di wilayah Kalimantan Tengah.
“Seluruh stakeholders perlu memperkuat sinergi dalam pengendalian inflasi di Kalteng,” tegasnya.
Yuas Elko juga menyampaikan arahan dari Plt. Sekjen Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir, yang meminta seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia untuk bekerja sama dalam menjaga stabilitas inflasi.
“Bapak Plt Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir saat pimpin Rapat Koordinasi tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga Minggu pertama pada November 2024 menginstruksikan kepada seluruh provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia agar terus bersama-sama mengendalikan inflasi,” ungkap Yuas Elko.
Yuas juga mengungkapkan bahwa TPID Kalteng telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga pangan di beberapa pasar di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, dan Kota Palangka Raya.
“Dari hasil sidak kita lihat harga barang bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, tapi tidak terlalu jauh. Berkisar antara Rp17 ribu sampai Rp18 ribu,” jelasnya.
Yuas Elko mengingatkan pentingnya menjaga harga gas elpiji 3 kg di tingkat pengecer agar tidak melambung terlalu tinggi.
“Harga eceran tertinggi di tingkat pangkalan yakni Rp22 ribu per tabung, untuk gas elpiji 3 kg subsidi dijual hingga Rp35 ribu di tingkat pengecer. Masalah gas elpiji 3 kg subsidi ini, agar kita bersama-sama melakukan upaya-upaya supaya harga di tingkat pengecer dari perkotaan sampai ke perdesaan tidak terlalu tinggi harganya,” tandasnya.
Pada rapat yang sama, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Agnes Widiastuti, yang diwakili oleh Statistisi Ahli Madya Akhmad Tantowi, memberikan paparan mengenai Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kalteng. Tantowi menjelaskan bahwa IHK Kalteng mengalami inflasi sebesar 0,14% secara bulanan.
“IHK Kalteng akhirnya mengalami inflasi dua bulan berturut-turut, setelah deflasi selama tiga bulan berturut-turut dari Juni hingga Agustus,” katanya.
Tantowi juga menyampaikan bahwa inflasi Kalteng pada Oktober 2024 secara tahunan (y-on-y) tercatat sebesar 1,03%, lebih rendah dari target inflasi pemerintah yang berada pada kisaran 2,5±1%.
“Komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi m-to-m Kalimantan Tengah adalah daging ayam ras,” paparnya.
Ia menambahkan bahwa nilai IHK untuk komoditas daging ayam ras pada Oktober 2024 mencapai 90,45, yang berarti ada peningkatan konsumsi sebesar 9,55% dibanding tahun dasar IHK 2022.
“Daging ayam ras dan beras menjadi komoditas yang memberikan andil inflasi/deflasi terbesar pada Oktober beberapa tahun terakhir,” tambah Tantowi.
Dijelaskan pula bahwa harga daging ayam ras mengalami fluktuasi tajam sejak Desember 2023 dan selalu mengalami inflasi selama bulan Oktober dalam tiga tahun terakhir.
“Pada bulan Oktober 2024, rata-rata harga daging ayam ras mengalami inflasi, setelah mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut sejak Juni 2024,” lanjutnya.
Sementara itu, komoditas beras mengalami inflasi pada Oktober 2024 setelah deflasi selama dua bulan berturut-turut pada Agustus dan September 2024. Sejak Januari 2022, harga beras cenderung naik dengan penurunan terbesar terjadi pada Agustus 2024 akibat panen di wilayah sentra di Kapuas, Kalteng.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kalteng Yuliansah Andrias, Plh Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi Kalteng Fanny Kartika Octavianti, serta perwakilan instansi vertikal dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Kalteng terkait. Turut hadir pula TPID Kabupaten Sukamara, TPID Kabupaten Kotawaringin Timur, dan perwakilan dari PT Pertamina.(ldw).