SAMPIT/TABENGAN.CO.ID-Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Kotim nomor urut 1 Halikinnor-Irawati (HARATI), berencana akan membantu putra dan putri daerah yang ingin melanjutkan studi menjadi dokter spesialis. Bahkan hal tersebut sudah masuk dalam sepuluh program prioritas pasangan HARATI.
Halikinnor mengatakan, selama ini Kotim sangat kekurangan tenaga kesehatan, tenaga dokter, baik untuk dokter umum dan dokter spesialis.
Bahkan beberapa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di pedalaman Kotim, ujarnya, belum memiliki tenaga dokter. Termasuk juga kebutuhan dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit.
“Selama ini kita memang kekurangan tenaga dokter baik umum maupun spesialis. Dan hal ini menjadi kendala kita, karena jika ada kasus maka akan kita rujuk ke rumah sakit yang memiliki tenaga spesialis yang dapat menangani penyakit yang dialami pasien,” ujarnya, Jumat (15/11).
Untuk itu apabila diberikan kepercayaan dan amanah untuk memimpin Kotim satu kali lagi, secara bertahap dirinya akan segera memprogramkan pembiayaan sekolah bagi putra dan putri daerah yang ingin melanjutkan studi untuk menjadi dokter spesialis.
Termasuk juga bagi mereka yang ingin menjadi dokter umum. Mengapa dirinya memprioritaskan putra dan putri daerah, karena mereka akan kembali dan mengabdikan diri ke kampung halaman. Disamping nantinya juga akan dibuat kesepakatan agar setelah lulus sekolah menjadi dokter umum maupun dokter spesialis, yang bersangkutan akan bekerja di wilayah Kotim.
“Ini sebagai upaya kita untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter di wilayah ini,” ucapnya.
Selama ini, menurutnya, dalam pemerintahan HARATI jilid pertama, pihaknya sudah menjalankan program untuk membantu para putra dan putri daerah yang ingin mengikuti pendidikan kedokteran.Untuk tahun lalu pihaknya telah menganggarkan satu orang dengan dana sebesar Rp10 juta.
Selain itu pasangan HARATI memiliki 10 program unggulan, di antaranya, pembangunan jalan antardesa terisolasi dan perkotaan, penuntasan pembangunan jaringan listrik dan internet di seluruh desa se-Kotim dengan menggunakan VSAT dan Starlink.
Kemudianm perluasan jangkauan program berobat gratis dengan alokasi anggaran Rp61 miliar per tahun, bantuan BPJS Tk untuk pekerja non-penerima upah (pekerja lepas harian) sebesar Rp2 miliar per tahun.
Selanjutnya, bantuan pendidikan, baik peningkatan beasiswa gerbang Mentaya sebesar Rp2 miliar per tahun, beasiswa santri ke timur tengah sebesar Rp1 miliar serta bantuan pendidikan dokter spesialis.
Program selanjutnya, Sampit youth creative center untuk menciptakan 1.000 pengusaha muda baru, menyerap 1.000 anak muda Kotim sebagai pekerja dan pengembangan sanggar budaya tradisional Dayak.
Program ketujuh, bantuan modal usaha sebesar Rp3 juta untuk 1.000 UMKM pemula, pengadaan mobil pemadam untuk kecamatan padat penduduk dan berpotensi bencana kebakaran, bantuan insentif untuk pemuka agama (semua agama) sebanyak 2.000 orang serta peningkatan pelayanan pembuatan administrasi kependudukan (Adminduk) yang mudah diakses dengan pelayanan prima. c-may