Pemprov Kalteng Berhasil Turunkan Angka Stunting

Suyuti Syamsul

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Tengah dr Suyuti Syamsul mengatakan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak, dimana pertambahan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya. Penyebab utama stunting sering kali berkaitan dengan kurangnya asupan gizi ibu selama kehamilan serta pola asuh yang kurang tepat setelah bayi lahir.

“Stunting dapat terjadi jika seorang ibu hamil kurang mendapatkan asupan gizi yang baik, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Selain itu, kurangnya kontak dengan petugas kesehatan, tidak mendapatkan ASI eksklusif secara penuh, serta pemberian makanan prelaktal yang terlalu dini juga menjadi faktor risiko. Ketika anak sudah memasuki usia enam bulan, keterlambatan dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) juga bisa menyebabkan stunting,” kata Suyuti kepada wartawan, Senin (6/1).

Dikatakan, MP-ASI harus sesuai dengan usia anak, mencakup jumlah, frekuensi, variasi, tekstur, serta kebersihannya. Anak yang tidak mendapatkan gizi cukup pada periode ini berisiko mengalami stunting, yang berdampak pada pertumbuhan fisik serta perkembangan kognitifnya.

“Anak-anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan lebih pendek dibandingkan teman-temannya. Dari segi prestasi akademik pun, mereka cenderung hanya mencapai prestasi yang biasa saja dibandingkan anak-anak dengan status gizi baik,” tambahnya.

Meski fenomena stunting kemungkinan telah ada sejak zaman dahulu, Suyuti menyebut istilah stunting baru mulai dikenal sejak 2013. Sejak saat itu, pemerintah mulai fokus dalam menanggulangi stunting, termasuk di Kalteng.

“Di 2013, angka stunting di Kalteng mencapai 43 persen. Melalui berbagai upaya intervensi, angka ini berhasil ditekan hingga 21,5 persen pada 2023. Ini adalah pencapaian yang cukup baik, tetapi kita tetap harus bekerja lebih keras agar angka stunting semakin menurun,” ujarnya.

Ia juga menegaskan, berbagai program telah diterapkan untuk menekan angka stunting, termasuk edukasi kepada ibu hamil, peningkatan layanan kesehatan, serta pemberian makanan tambahan bergizi bagi anak-anak.

“Harapannya, ke depan angka stunting di Kalteng bisa terus berkurang hingga berada di bawah 14 persen sesuai target nasional,” tutupnya. ldw