DBH Sawit Berdampak pada Pembangunan Daerah

Fitria Husnatarina

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Pengamat Ekonomi Kalimantan Tengah sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Palangka Raya (UPR) Fitria Husnatarina menyoroti terkait kebijakan Dana Bagi Hasil (DBH) sawit yang mengalami penurunan.

Diketahui, DBH sawit adalah bagian dari pendapatan negara yang dibagikan kepada daerah penghasil dan daerah non penghasil. Tujuannya untuk mengurangi ketimpangan fiskal dan eksternalitas negatif.
Fitria menyebut, dengan adanya kebijakan ini dapat berdampak pada program infrastruktur. Hal ini terjadi karena DBH sawit yang diterima semakin berkurang, sehingga program infrastruktur yang bersumber dari dana tersebut juga akan berkurang.

“DBH sawit ini tentu memiliki dampak bagi pembangunan dan kebutuhan daerah. Hal itu mengingat DBH sawit sangat bermanfaat dan memiliki dampak yang signifikan bagi daerah, khususnya penghasil seperti Kalteng,” kata Fitria kepada Tabengan, Senin (17/2).

Hanya saja, lanjut Fitria, apakah hal tersebut proporsional, equal (setara) atau di bawah profesional dalam konteks yang sudah dihitung dan berapa kualifikasi.
“Dan bagaimana memitigasi dampak yang akan disebabkan dengan adanya kebijakan penurunan DBH sawit ini, karena ini untuk membangun infrastruktur kesejahteraan itu penting,” jelasnya.

Menurut dia, ada multiplier effect dengan adanya dana bagi hasil ini yang bisa mengondisikan pembangunan di sisi baik kebutuhan masyarakat pada sirkel prioritas dan dampak pembangunan sawit atau bagaimana masyarakat pada lingkaran berikutnya.

“Jadi harus melihat proporsional dari dana bagi hasil tersebut itu sendiri, pada sektor atau prioritas apa harus difokuskan. Karena memang DBH ini sangat bermanfaat bagi daerah penghasil, khususnya Kalteng dan tidak hanya soal bicara manfaat, tapi soal pembagian proporsional bagi daerah penghasil,” ujarnya.

Fitria menyebut, harus ada cara untuk memberikan dampak multiplier effect dari sisi ekonomi. Lalu juga meningkatkan pendapatan dari masyarakat yang berkaitan dengan community development atau pengembang kemampuan masyarakat terhadap daerah penghasil.

“Kemudian ini akan berbicara terkait keberlanjutan atau sustainable apakah nanti akan dilanjutkan terkait presentase lebih tinggi untuk memitigasi sektor-sektor yang dari sisi negatif dan juga positifnya,” bebernya.
Karena bagaimanapun, menurutnya, hal tersebut tidak hanya menghasilkan dari sisi bahan baku. Tapi ada juga sirkular ekonomi yang dihasilkan, karena ada proses ekosistem dari sawit itu sehingga menjadi sebuah kemaslahatan.

“Agar tidak terjadi konflik sosial, lingkungan dan konflik psikologis. Karena kalau berbicara konflik sosial nanti bagaimana masyarakat di lingkup penghasil itu merasakan kesejahteraan atau malah tidak dapat,” tuturnya.

Selain itu, konflik dari sisi psikologis juga harus diperhatikan karena bagaimana rentang atau gap dari yang kaya dan miskin itu menciptakan kemerataan ekonomi.

“Dan juga melihat dari sisi konflik lingkungan, kita harapkan dana bagi hasil ini dapat dimitigasi karena memang dampaknya begitu banyak. Karena dana bagi hasil ini tidak boleh hanya dianggap sebagai kompensasi saja, tetapi ini harus digunakan secara optimal,” ungkap dia.

Sehingga secara garis besar, menurut Fitria, dana bagi hasil sangat penting, sehingga yang harus diperhatikan adalah terkait ini pembagiannya berapa dan perlu dipertimbangkan untuk menciptakan ekosistem dari dana bagi hasil ini.

“Tentu tidak dengan dana bagi hasil dari scope kecil tetapi agar bisa mempertimbangkan lagi dari sisi multiplier effect bagi masyarakat, terutama pada lingkaran utama dan selanjutnya,” tambahnya.

Hal ini agar memberikan angin segar bagi daerah-daerah penghasil, misalnya Kalteng. Sehingga kebutuhan prioritas belanja daerah dapat diatasi dengan menjadi mitigasi dari sebuah hasil yang baik, itu nantinya perekonomiaan akan terdongkrak dengan baik.

“Kemudian kesejahteraan masyarakat juga akan tercipta melalui ekosistem yang diciptakan ekonomi sirkular dan masyarakat juga berada dalam pembentuk kompetitif yang baik dengan terbentuknya hal ini untuk menciptakan perekonomian di Kalteng kedepan lebih baik lagi,” pungkasnya. rmp