Hukrim  

Akibat Penganiayaan, Korban Pelajar Hasanka Jadi Pendiam

Ilustrasi

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Perubahan perilaku dialami pelajar SMP IT Hasanka Boarding School yang sebelumnya menjadi korban penganiayaan oleh temannya yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu.

RH, ibu korban mengatakan setelah peristiwa penganiayaan itu, anaknya menjadi pendiam dan sering mengurung diri di rumah, padahal keseharian korban ceria dan seringkali bermain Futsal dengan teman-teman sebayanya.

“Anak saya sebelumnya tidak menceritakan peristiwa tersebut. Setelah kejadian kemarin dia (korban) ada mendapat ancaman dan pemalakan uang,” katanya, Senin (3/3).

Ia pun melaporkan pelaku penganiayaan terhadap anaknya dengan harapan mendapat keadilan dan kejadian yang sama tidak terulang bagi pelajar lainnya.

“Siapa yang tega melihat anaknya diperlakukan seperti itu, harapannya meminta keadilan saja, agar tidak ada korban yang lain lagi,” harapnya.

RH menjelaskan, bahwa penganiayaan itu terjadi pada 14 Februari 2025 lalu, namun pihak keluarga dan orang tua mengetahui kejadian penganiayaan itu pada 25 Februari 2025, setelah video viral.

“Kami pihak keluarga baru tahu pada 25 Februari itu pun karena ada video tersebut dan diberitahukan dari pihak sekolah, waktu pertama kami kira perkelahian biasa dengan datang ke rumah,” jelasnya.

Pihak sekolah sebelumnya juga memfasilitasi mediasi secara kekeluargaan di sekolah, dan memberikan bantuan untuk dilakukan visum serta penyembuhan psikis, namun RH mengaku saat itu belum melihat secara keseluruhan video yang tersebar. Setelah mengetahui keseluruhan alsi penganiayaan, pihak keluarga melaporkan pelaku ke Polda Kalteng.

“Saya kira itu perkelahian biasa lah, ya namanya anak laki-laki lah, karena belum melihat videonya, tapi setelah saya melihat videonya langsung dan si anak sudah cerita, siapa yang terima kalau anak dipukul disiksa ditendang diseret secara sadis seperti itu,” pungkasnya. mak