Banjir Kalteng Landa 5 Kabupaten/Kota

ISTIMEWA BANJIR- Tampak banjir melanda sejumlah desa di Kecamatan Telawang, Kabupaten Kapuas, Kamis (13/3).

*Di Kapuas Rendam 4 Desa

KALIMANTAN TENGAH/TABENGAN.CO.ID-Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalimantan Tengah (Kalteng) Ahmad Toyib mengungkapkan, lima kabupaten/kota di Kalteng terdampak banjir dalam rentang waktu Januari-Maret 2025.

Banjir itu menyebabkan ribuan kepala keluarga (KK) terdampak, dengan ketinggian air bervariasi di setiap daerah.

Toyib mengatakan, secara keseluruhan, banjir di Kalteng melanda 5 kabupaten/kota, 9 kecamatan dan 37 kelurahan/desa.

Jumlah warga terdampak mencapai 7.741 jiwa dari 2.602 KK, dengan 90 fasilitas umum serta 722 rumah yang terendam.

Ia juga menyampaikan, banjir melanda Kabupaten Barito Selatan (Barsel), terjadi sejak, 7 Januari hingga 12 Maret 2025 atau selama 65 hari.

Wilayah terdampak mencakup Kecamatan Dusun Hilir, tepatnya, di Desa Mahajandau dan Desa Sungai Jaya. Sebanyak 825 KK atau 2.661 jiwa terdampak, dengan fasilitas umum yang terendam sebanyak 7 unit, tinggi muka air mencapai 20 cm.

Banjir di Kabupaten Kapuas berlangsung selama 9 hari, dari 5-13 Maret 2025. Kecamatan Mantangai menjadi wilayah yang terdampak, mencakup 10 desa, antara, Desa Bukit Batu, Sei Gita (Dusun Tapian Karanau), Muroi Raya, Tumbang Mangkutup, Tumbang Muroi, Lapetan, Tabore, Katunjung, Sei Ahas dan Danau Rawah.

“Jumlah warga terdampak mencapai 1.664 KK atau 5.080 jiwa, dengan 75 fasilitas umum dan 710 rumah terendam. Ketinggian air mencapai 300 cm,” kata Toyib kepada Tabengan, Jumat (14/3).

Kemudian di Kabupaten Katingan, banjir terjadi sejak 3-13 Maret 2025 atau selama 10 hari. Dua kecamatan terdampak, Kecamatan Katingan Hilir dan Kecamatan Tasik Payawan. Sebanyak 14 desa dan kelurahan terdampak, namun tidak ada laporan korban jiwa maupun rumah yang terendam. Fasilitas umum yang terdampak sebanyak dua unit, dengan tinggi muka air mencapai 80 cm.

Banjir di Kabupaten Barito Utara (Barut) terjadi dari 7 hingga 13 Maret 2025. Hanya satu wilayah yang terdampak, Kelurahan Montallat 1 di Kecamatan Montallat.

“Satu fasilitas umum terdampak dengan tinggi muka air mencapai 100 cm,” ungkapnya.

Selanjutnya, banjir di Kota Palangka Raya berlangsung selama 4 hari, mulai 10-13 Maret 2025. Empat kecamatan terdampak, Bukit Batu, Jekan Raya, Pahandut dan Sebangau.

Sebanyak 10 kelurahan/desa mengalami dampak banjir, diantaranya Marang, Tumbang Tahai, Bukit Batu, Sei Gohong, Petuk Katimpun, Palangka, Tanjung Pinang, Langkai, Pahandut dan Kameloh Baru.

Jumlah rumah yang terendam mencapai 12 unit, dengan 5 fasilitas umum terdampak. Total 131 KK terdampak, meskipun tidak ada laporan korban jiwa. Tinggi muka air mencapai 90 cm.

Selain bencana banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya juga melakukan kegiatan non-kebencanaan berupa pembersihan drainase, Kamis, 13 Maret 2025.

“Kegiatan itu berlangsung di Jalan Ramin III, Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut, mulai pukul 09.00 WIB hingga selesai,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi genangan air dan memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik, terutama di kawasan yang rawan banjir.

“Dengan adanya upaya penanganan baik dalam situasi bencana maupun pencegahan banjir, diharapkan dampak banjir di Kalteng dapat diminimalisir,” sebutnya.

Ia menuturkan, kegiatan itu melibatkan berbagai pihak, termasuk BPBD Kota Palangka Raya, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan), Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).

 Di Kapuas Rendam 4 Desa

Tingginya intensitas hujan yang terjadi sejak, Rabu (12/3) malam sekitar pukul 10.00 WIB, hingga Kamis (13/3) sore, sekitar pukul 15.00 WIB, mengakibatkan air dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas dan Sei Medaun, Kecamatan Mandau Telawang meluap.

Luapan kedua DAS itu menggenangi permukiman rumah warga di Desa  Tumbang Manyarung,  bahkan merendam rumah warga di Desa Tanjung Rendan, Jakatan Masaha dan Ibu Kota Kecamatan, Desa Sei Pinang.

Dari data yang dihimpun, untuk Tumbang Tihis luapan air hanya menggenangi jalan permukiman sedangkan Tumbang Manyarung, selain jalan permukiman ada sebagian rumah warga yang terendam.

Sementara Desa Tanjung Rendan, Jakatan Masaha sekitar 80 persen rumah warga sudah digenangi air dengan ketinggian sekitar 2,5 bahkan sampai 3 meter, sementara Desa Sei Pinang sendiri  belum didapatkan data pastinya.

Saat dikonfirnasi, H Saribi, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kapuas menerangkan, saat ini dirinya masih menunggu laporan terkait validasi berada jumlah atau data warga yang terdampak.

Sementara, melihat dari tingginya air di Desa Tanjung Rendan, Jakatan Masaha dan Sei Pinang, ia sudah memerintahkan Tim TRC untuk datang segera ke lokasi guna membantu warga  sekaligus melihat perkembangan akan debit air.

“Untuk data ini kami masih menunggu laporan dari Camat, terkait berapa jumlah yang terdampak musibah ini, dan kita juga sudah berangkatkan Tim TRC guna membantu warga sekaligus memantau perkembangan tingginya debit air dari luapan DAS Kapuas dan Medaun,” kata Saribi.

Pihaknya bersama dinas instansi terkait saat ini juga akan menggelar rapat khusus terkait penanganan dan bantuan apa saja yang diperlukan warga, baik itu sembako bahkan penanganan ketersediaan tenaga medis. ldw/c-yul