PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang mengingatkan, data Badan Pusat Statistik sepanjang tahun 2024 lalu Kalimantan Tengah memproduksi sekitar 366,14 ribu ton padi dari luasan sawah sekitar 111 ribu hektare dan produktivitas 32,98 kuintal per hektare.
Bandingkan dengan produsen padi terbesar Indonesia di Jawa Timur yang memiliki luasan lahan sekitar 1,61 juta hektare, produksi padi 9,27 juta ton, dan produktivitas 57,33 kuintal per hektare.
“Kalau merujuk perbandingan luasan lahan pertanian, angka produksi, dan produktivitasnya, jelas bahwa Kalimantan Tengah tertinggal. Namun bukan berarti bahwa tidak ada ruang optimalisasi pertanian daerah kita,” kata Teras Narang dalam rilisnya, Sabtu (22/3).
Meninggalkan posisi Gubernur Kalimantan Tengah 2015 lalu, Teras masih punya catatan tentang luas potensi lahan pertanian yang masih bisa dikembangkan hingga sekitar 300 ribu hektare. Belum lagi kalau ada riset dan pemetaan berkala yang terus dilakukan untuk menambah luas cadangan lahan pertanian.
“Saya mengamati arah Kementerian Pertanian dan kunjungan menteri ke Kalimantan Tengah baru-baru ini. Saya apresiasi itikad besar mendorong pemerintah daerah untuk bisa menambah luasan lahan lewat diversifikasi hingga 75 ribu hektare pada tahun ini, yang katanya sudah mencapai 63 ribu hektar. Anggaran sebesar Rp3 triliun disiapkan demi mencapai target tersebut,” tutur Teras.
Ia juga gembira ada pengakuan atas gagalnya agenda food estate lalu yang menurut Menteri Pertanian karena pendekatan yang tidak holistik, sembari mau membenahi pendekatan pembangunan pertanian Kalimantan Tengah dengan belajar dari kesalahan sebelumnya.
Teras berharap dengan pendekatan baru dan evaluasi atas kegagalan sebelumnya, Kalimantan Tengah sebagai lumbung pangan sungguh bisa dioptimalkan lahannya dan berkontribusi lebih bagi kepentingan pangan nasional. Bisa mencapai target produksi padi 1 juta ton per tahun pada akhirnya, yang berarti ditargetkan naik sekitar 3 kali lipat dari produksi hari ini.
Untuk itu peta jalan, pelaksanaan, pengawalan, dan perbaikan berkelanjutan mesti sinkron dari hulu ke hilir. Pemerintah pusat dengan agendanya, mesti sejalan dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah yang ada dari Provinsi hingga Kabupaten dan Kota.
Optimalkan peluang dukungan anggaran dari pusat dengan manajemen yang baik di daerah sehingga sektor pertanian kita bisa tumbuh dan berdampak bagi perekonomian petani, masyarakat, Kalimantan Tengah, dan juga kepentingan nasional.
Ia mengimbau masyarakat, khususnya para kelompok tani, juga agar tidak lupa mengawal agenda Kementerian Pertanian yang tak lagi pakai konsep nama food estate, melainkan optimalisasi lahan dan cetak sawah rakyat ini. Agar apa pun nama programnya, hasilnya bisa terlihat dan dirasakan kemanfaatannya oleh rakyat.
Selain itu, kata Teras, diharapkan juga adanya pelibatan yang maksimal dan aktif dari masyarakat petani setempat,dan didorong serta dibina para masyarakat Kalimantan Tengah yang memang berantusias terlibat aktif di program swasembada pangan tersebut, sehingga terhindar dari sekadar penonton saja. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? ist