PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengambil langkah tegas dalam menangani abrasi parah yang terjadi di ruas jalan Ujung Pandaran-Kuala Pembuang. Bronjong yang selama ini digunakan sebagai teknologi pengamanan akan diganti dengan sheet pile baja, struktur penahan modern yang dinilai lebih kuat dan tahan lama.
Langkah ini dilakukan menyusul kerusakan serius yang terjadi pada konstruksi bronjong akibat abrasi kuat pada Desember 2024 lalu. Cuaca ekstrem yang ditandai curah hujan tinggi serta gelombang pasang mengakibatkan sebagian bronjong bergeser dan melemah.
Ruas jalan Ujung Pandaran-Kuala Pembuang merupakan jalur strategis yang menghubungkan kawasan pesisir Kalteng. Jalan ini memiliki peranan vital bagi kelancaran mobilitas masyarakat serta aktivitas ekonomi di wilayah pesisir selatan Kalteng. Keberlanjutan fungsinya menjadi perhatian serius pemerintah daerah
“Bronjong itu sifatnya sementara, dan untuk permanennya nantinya diganti dengan sheet pile, sembari melihat kondisi anggaran,” kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalteng Rody, Minggu (19/4).
Menurut Rody, meskipun struktur jalan utama masih dalam kondisi baik karena menggunakan konstruksi rigid pavement berlapis aspal HRS-WC yang berumur 40 hingga 50 tahun, namun sisi jalan yang berbatasan langsung dengan laut sangat rentan terhadap abrasi.
“Struktur jalannya tahan terhadap banjir, tapi ketika terjadi gelombang pasang, pasir dan material ikut terbawa ke laut dan mengalami kerusakan. Hal itu menjadikan bronjong tidak lagi kuat dan memadai,” jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemprov Kalteng memutuskan mengganti teknologi dengan sheet pile baja yang akan ditancapkan hingga kedalaman 12 hingga 18 meter. Saat ini, material sheet pile sedang dalam proses pemesanan dan diharapkan segera tiba agar proses pemasangan bisa dipercepat.
“Misalnya kalau kita paksakan juga pakai bronjong, dan air pasang atau banjir, tentu akan rusak lagi. Nantinya jalan bisa putus,” tegas Rody.
Ia menambahkan, kerusakan yang terjadi murni diakibatkan oleh bencana alam, bukan karena kelalaian kontraktor. Ruas jalan yang terdampak abrasi sepanjang kurang lebih 300 meter, dan kini menjadi prioritas utama karena intensitas abrasi yang sangat tinggi di daerah tersebut.
Sembari menunggu sheet pile tiba, Dinas PUPR Kalteng juga telah melakukan langkah darurat dengan membuat timbunan sementara menggunakan geo tekstil untuk memperkuat lapisan jalan.
“Sebagai penanganan sementara, kami membuat timbunan dengan geo tekstil per lapisannya agar tetap bisa dilalui masyarakat. Ini bagian dari respons cepat kita agar jalan strategis ini tetap aman digunakan,” ujar Rody.
Ia pun berharap masyarakat turut mendukung upaya perbaikan ini, dan mendoakan agar prosesnya berjalan lancar.
“Mohon doanya, semoga dalam tiga bulan ke depan dapat selesai. Dengan kondisi yang cukup berat, kami yakin dapat melakukannya untuk kembali dapat dinikmati masyarakat,” katanya. ldw