Dewan Bisa Panggil PBS yang Dianggap “Nakal”

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Berbagai persoalan sengketa antara perusahaan dan masyarakat menjadi polemik terkait investasi di daerah selama ini.

Menyangkut adanya PBS yang dianggap “nakal” dan hanya mementingkan keuntungan pribadi saja juga mendapat tanggapan dari kalangan DPRD provinsi.

Anggota Komisi B Lodewik Christopel Iban mengatakan, pihaknya bisa memanggil Perusahaan Besar Swasta (PBS) yang bersangkutan dalam upaya menindaklanjuti persoalan yang ada.

“Kami bisa menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dalam upaya menuntaskan permasalahan yang berkaitan dengan sengketa atau masalah lainnya,” ucapnya kepada awak media ketika ditemui di ruang kerjanya, belum lama ini.

Pihaknya juga prihatin atas berbagai persoalan sengketa yang melibatkan PBS serta masyarakat.

Memang pada kenyataannya selama ini, perusahaan yang beroperasi di wilayah setempat, terkadang terindikasi hanya berpikir pada bisnis saja.

Sementara kesejahteraan masyarakatnya terkesan kurang diperhatikan, sehingga tidak seimbang antara investasi dan peningkatan ekonomi daerah.

Dirinya memberikan sejumlah contoh, yang terjadi di wilayah itu sebut saja seperti adanya kewajiban plasma 20 persen dan kemitraan yang harusnya menjadi kewajiban bagi PBS.

Faktanya, ucap dia, tidak semua kewajiban itu dilaksanakan oleh perusahaan. Memang ada saja PBS yang menerapkannya, hanya saja jumlahnya masih sedikit dan belum sesuai dengan keinginan dari masyarakat. “Ada juga truk-truk PBS bermuatan yang terkadang melewati jalur umum, sehingga berujung pada kerusakan jalan,” kata legislator dari Fraksi Nasdem tersebut.

Ironisnya masih ada saja pihak perusahaan yang terindikasi kurang mau bertanggung jawab dalam membenahi ruas jalan negara atau provinsi itu.

Wakil rakyat dari Dapil V yang meliputi Pulang Pisau dan Kapuas itu berharap agar investasi yang ada memberikan kontribusi bagi daerah.

Artinya apapun bentuknya, investor atau pengusaha yang ada harus berkontribusi baik untuk pendapatan daerah dan pembangunan.

Selain itu, diharapkan juga investasi yang ada, tidak hanya sekadar mengeruk keuntungan saja. Namun banyak hal-hal penting yang mesti mendapat perhatian. Misalnya saja merekrut Sumber Daya Manusia (SDM) lokal setempat, sebagai karyawan perusahaan.

Selain itu, investasi juga harus memberikan, peningkatan di sejumlah sektor.

Di bidang infrastruktur, harus ada kepedulian dalam membenahi berbagai sarana dan prasarana misalnya saja jalan, jembatan dan lainnya.

Apalagi bagi perusahaan yang belum menggunakan jalur khusus. Jelas saja pengangkutan muatan, masih menggunakan jalan negara. “Selain itu dibangun juga fasilitas-fasilitas, agar wilayah yang ada bisa berkembang,” tegasnya. Sebut saja rumah sakit, sekolah, fasilitas olahraga dan lainnya. drn