PALANGKA RAYA/tabengan.com – Kenaikan harga telur ayam di pasaran beberapa pekan terakhir ini, berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat. Satu diantaranya, pelaku usaha kecil yang memproduksi roti di kota Palangka Raya. “Dampaknya sangat terasa bagi usaha kecil pembuatan roti panggul (pikul) seperti kami,” kata pelaku usaha pembuatan roti di Kota Palangka Raya, Maman, Minggu (21/7).
Maman mengakui, telur ayam merupakan bahan pokok pembuatan roti selain tepung terigu. Saat ini harga roti yang dijualnya Rp2 ribu per buah, dengan beragam pilihan rasa, seperti keju, cokelat, kelapa, dan kacang hijau. Harga telur beberapa waktu ini meningkat sangat drastis. “Awalnya hanya Rp24 ribu sampai Rp25 ribu/kg, kini naik menjadi Rp28 ribu/Kg,” ujarnya.
Ia tidak bisa memangkas biaya produksi maupun mengurangi kualitas produk dengan mengurangi takaran komposisi telur dalam satu produk. Hal itu dikarenakan kekhawatirannya akan mengecewakan pembeli. Sehingga Ia harus rela keuntungannya berkurang. Maman juga tidak bisa menaikkan harga produk lantaran ada kenaikan biaya produksi berbahan telur. “Saya jualan ini sudah berjalan kaki keliling Palangka dan harga telur naik jadi saya harus tetap bertahan saja,” imbuhnya.
Maman hanya berharap agar pemerintah segera menstabilkan harga telur agar tidak membebani pedagang kecil sepertinya. Kondisi yang sama juga dialami oleh pemilik warung makan, Mama Azril. Ia tidak bisa menaikkan harga karena takut kehilangan pelanggan. “Ada lauk yang memang cuma pakai telur, misalnya telur masak merah, telur dadar dan mata sapi. Ada juga sebagai tambahan adonan tepung untuk ikan patin goreng, udang goreng tepung,” kata Mama Azril.
Mereka memilih tetap bertahan meskipun penghasilannya berkurang. Berdasarkan pengalamannya, kenaikan harga telur maupun bahan pokok lainnya hanyalah sementara. “Kalau harga naik terus, ya harga makanan yang saya jual ini harus naik,” ungkapnya. m-ybs