Dewan: Anjungan Kalteng Harus Miliki Informasi Berbasis Digital

PALANGKA RAYA/tabengan.com – Kunjungan Komisi C ke anjungan Kalteng di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) belum lama ini menghasilkan sejumlah usulan serta keinginan.

Menurut Wakil Ketua Komisi C Reza Fahrony salah satu yang menjadi perhatiannya adalah informasi bagi pengunjung.

Selama ini informasi yang disampaikan kepada wisatawan yang datang masih manual atau secara tulisan/lisan. “Kita berharap ada peningkatan terhadap sarana dan prasarana yang ada di anjungan ini,” ujarnya kepada Tabengan belum lama ini, ketika ditemui di sela-sela peninjauan.

Dirinya mencontohkan, informasi dengan teknologi berbasis digital tersebut sangat bermanfaat bagi para pengunjung yang ingin mengetahui destinasi apa saja di Kalteng. Kemudian data-data yang diinformasikan bisa berupa pariwisata, infrastruktur, fasilitas umum, atau unggulan di wilayah tersebut.

Reza menyebutkan teknologi itu seperti katalog yang digunakan dengan sistem modern atau digital.

Kalau item itu diterapkan, dirinya optimistis banyak wisatawan yang tertarik untuk datang ke anjungan Kalteng. Apalagi disuguhkan dengan informasi yang mudah, canggih bahkan mengarah pada kearifan lokal masyarakat daerah.

Terkait hal itu, dirinya juga mengharapkan agar event kebudayaan bisa dilakukan secara intens di anjungan tersebut. Tujuannya tidak lain adalah menarik pengunjung dari berbagai unsur di wilayah itu.

Bisa juga dengan mengundang para unsur di bidang pendidikan baik sekolah atau kampus-kampus dengan tujuan yang sama.

“Ini sangat penting, mengingat anjungan Kalteng di TMII ini merupakan gerbang sekaligus etalase Kalteng di mata masyarakat Indonesia. Jadi jangan sampai terlihat memprihatinkan, wajib maksimal dan menarik bagi wisatawan lainnya,” kata wakil rakyat dari Dapil IV yang meliputi Barsel, Bartim, Barut, dan Murung Raya tersebut.

Sementara itu anggota Komisi C lainnya Duwel Rawing mengatakan, banyak hal yang mesti dibenahi pada anjungan tersebut. Dirinya mencontohkan seperti adanya kerusakan di sejumlah atap dan bangunan lainnya.

Selain itu alas lantai yang sebagian besar dari bahan rotan, juga mulai lapuk. Apalagi ketika hujan deras otomatis air hujan yang masuk berdampak negatif bagi bahan utama kontruksi yang sudah cukup lama itu.

Sejumlah hal lain yang juga jadi perhatian seperti sejumlah ruangan yang disediakan untuk masing-masing kabupaten.

Dikatakannya, memang bilik-bilik kecil tersebut, berisi sejumlah benda-benda bersejarah serta kebudayaan yang berbeda.

Terkait itu, ada usulan agar masing-masing daerah bisa lebih menginovasi item-item yang ada misalnya saja mengupdate informasi terkait destinasi serta wisata ataupun lainnya yang berkaitan dengan ciri khas kabupaten.

Faktanya di lapangan, informasi yang ada di masing-masing ruangan itu masih belum ada pembaharuan.

“Ini merupakan jendelanya atau ikonnya Kalteng bagi masyarakat luar. Kalau ingin memasarkan atau mempromosikan daerah, jendelanya ya di situ,” ujarnya. Seharusnya sarana itu dimanfaatkan dalam memperkenalkan khas kedaerahan Kalteng. drn