SUKAMARA/tabengan.com – Harga karet yang belum kembali normal tentu sangat meresahkan para petani di Kabupaten Sukamara. Pasalnya, sangat berpengaruh terhadap penghasilan petani sendiri. Turunnya harga karet bukan saja akibat permintaan pasar, tetapi indikator lain seperti Kadar Karet Kering (KKK) yang juga ikut memengaruhi harga.
Nanang, salah seorang petani karet mengatakan, naik turunnya harga karet di pasaran sedikit banyaknya dipengaruhi permintaan pasar, akan tetapi indikator KKK juga ikut memengaruhi harga, sehingga para petani dianjurkan oleh dinas setempat untuk memerhatikan KKK tersebut.
Menurutnya, KKK merupakan kandungan padatan karet persatuan berat untuk mencari persentase, KKK lateks atau bekuan sangat penting untuk diketahui. Karena selain dapat digunakan sebagai pedoman penentu harga juga merupakan standar dalam pemberian bahan kimia pengolahan RSS, TPC dan lateks pekat.
Selain itu, KKK pada lateks tergantung dari beberapa factor, antara lain jenis klon, umur, pohon, waktu penyadapan, musim, suhu udara serta letak tinggi pohon dari permukaan laut, sedangkan KKK wilayah Sukamara sangat baik antara 56 hingga 60 persen.
Dia menambahkan, mutu bahan olah karet rakyat (bokar) sangat menentukan daya saing karet alam di pasaran, baik di Indonesia sendiri maupun di pangsa pasar internasional. Dengan mutu bokar yang baik akan terjamin permintaan pasar jangka panjang.
“Mutu bokar yang baik dicerminkan oleh KKK dan tingkat kebersihan yang tinggi. Oleh karena itu perbaikan mutu bokar harus dimulai sejak penanganan lateks di kebun sampai dengan tahap pengeolahan akhir,” jelas Nanang.
Untuk mendapatkan hasil yang baik bagi para petani, menurut Nanang, pihak dinas setiap tahunnya terus melakukan pembinaan terhadap kelompok–kelompok tani yang ada di Kabupaten Sukamara dengan mengikutkan dalam pelatihan bokar. Pemerintah juga selalu memberikan bantuan berupa alat pengolahan karet kepada kelompok tani sehingga para petani dapat memperbaki mutu karetnya.
Ditambahkannya, dengan apa yang dilakukan pemerintah terhadap para kelompok tani seperti memberikan bantuan alat pengolahan karet serta melakukan pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki mutu karet petani, dengan baiknya mutu karet tentu harga pun juga akan memengaruhi dan ini akan lebih menguntungkan bagi petani.
Petani karet di Kabupaten Sukamara diketahui menjual langsung ke Pontianak dengan mengirimkan karet mereka secara berkelompok. Di Pontianak dengan mutu karet KKK harga mencapai Rp12 ribu rupiah perkilonya. c-gus