KUALA PEMBUANG/tabengan.com – Akibat mengalami kekurangan pasokan air di musim kemarau, puluhan hektare lahan pertanian padi milik warga SP 2 Trans Unit II, Desa Kartika Bhakti gagal panen.
Syamsuri (65), petani setempat, Minggu (5/8), mengatakan, akibat kekeringan itu tanah di area sawah retak-retak, lahan padi seluas 1,5 hektare tidak sempat dipanen karena keburu mati.
“Ada yang sempat panen, itu pun produktivitasnya menurun drastis, dalam satu hektare yang biasanya dapat 1,5 ton karena musim seperti ini cuman dapat sembilan karung ukuran 50 kg,” katanya.
Dia mengakui, pasokan air menjadi kendala yang dialami petani di wilayah itu. Bahkan, petani lain memilih untuk tidak membersihkan lahan padinya karena kesulitan mengairi sawahnya.
Di sisi lain, banyaknya hama ulat juga menjadi persoalan bagi petani di sekitar, ulat yang disebut warga dengan ulat grayap itu memakan tanaman apapun milik petani.
“Dicoba menanam sayur, tapi di malam harinya habis dimakan ulat juga, padahal tiap hari juga kita sirami,” terangnya.
Kondisi demikian membuat petani kebingungan apa yang harus dikerjakan, sementara para petani menggantungkan kebutuhannya dari bertani. Menurutnya, biasanya musim kemarau seperti sekarang akan berlangsung hingga bulan Oktober mendatang.
“Kalau kondisinya seperti ini, bulan 10 (Oktober) nanti baru bisa menanam, itu pun melihat kondisi airnya juga,” katanya.c-bam